Jangan Pernah Ke Sekolah Lagi!😭 (Junhoe)

2.8K 388 92
                                    

[Time skip]

Alasan utama kenapa teman-teman Junhoe tidak pernah melihat maupun mengenali orang tua Junhoe karena memang anak itu selalu melarang Hanbin dan Jinhwan pergi ke sekolah atau mengaku-aku jadi orang tua pada teman-temannya. Bukan berarti dia durhaka atau malu memiliki Papa Mama seperti BinHwan (malah sebaliknya, he's proud af) hanya saja Junhoe memiliki semacam trauma akibat insiden kecil di hari dia menjalani tes masuk SMA.

Hari itu, sebagai bentuk dukungan pada anak semata wayang yang hendak menjalani ujian masuk di SMA favorit pilihannya sendiri, Hanbin dan Jinhwan untuk pertama kali datang ke sekolah mengantar Junhoe (pendaftaran dilakukan online) sekaligus mereka juga akan menghadiri wawancara wali murid.

Hari itu, sebagai bentuk dukungan pada anak semata wayang yang hendak menjalani ujian masuk di SMA favorit pilihannya sendiri, Hanbin dan Jinhwan untuk pertama kali datang ke sekolah mengantar Junhoe (pendaftaran dilakukan online) sekaligus mereka...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jinhwan, dari langkah pertama kakinya memasuki gedung sudah menjadi pusat perhatian wali murid yang lain. Ketika dia mengisi data di tempat registrasi pun berpasang mata panitia tak dapat lekang dari sosoknya.

"Kolom ini apa harus ditanda-tangani sendiri oleh anakku?" Jinhwan menunjuk kertas registrasi dengan telunjuk lentiknya.

"Ne..." Jawab panitia yang notebene-nya adalah staff Tata Usaha sekolah, tak mampu melepaskan tatapan dari wajah di hadapannya.

Bibir tipis Jinhwan berdecak. Dia merogoh saku untuk mengambil ponsel dan menelpon Junhoe.

"Suruh Papamu ke sini. Dia juga harus tanda tangan," ujar Jinhwan. Dari speaker langsung terdengar keluhan panjang Junhoe.

"Kenapa ribet sekaliii? Tunggu, Junie ke situ."

Tak beberapa lama kemudian, sosok Junhoe yang masih mengenakan baju bebas masuk dari pintu utama gedung sekolah.

Tak beberapa lama kemudian, sosok Junhoe yang masih mengenakan baju bebas masuk dari pintu utama gedung sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sama seperti ibunya, kedatangan Junhoe juga langsung menyita perhatian seluruh orang yang dia lewati. Terlebih saat badan menjulangnya sudah bersisian dengan Jinhwan yang mungil, tak ada yang menyangka jika kedua orang itu adalah ibu dan anak.

"Mama tahu tanda tanganku 'kan, kenapa tidak dipalsukan saja?" Tanya Junhoe menerima pulpen dari tangan Jinhwan.

"Itu ilegal." Jinhwan menjulurkan tangan untuk mengetuk gemas ubun-ubun Junhoe.

"Mana Papa?"

"Tuh," Junhoe memberi isyarat ke arah pintu, menunjuk Hanbin yang baru datang.

"Kau tahu tanda tanganku Baby, kenapa tidak kau saja yang melakukannya?" Pertanyaan Hanbin persis seperti yang diucapkan anaknya membuat Jinhwan berdecak keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tahu tanda tanganku Baby, kenapa tidak kau saja yang melakukannya?" Pertanyaan Hanbin persis seperti yang diucapkan anaknya membuat Jinhwan berdecak keras.

"Itu ilegal!" Dia mencubit lengan suaminya yang mengaduh dan ganti menerima pulpen dari tangan Junhoe.

"Dimana aku harus tanda tangan?" Tanya Hanbin.

Matanya mengikuti arah telunjuk panitia, "Di sini? Oke." Pria itu membubuhkan tanda tangan dan mengembalikan pulpen pada panitia sembari membiarkan mereka melihat bagaimana indah sebaris senyumannya tersungging.

"Setelah ini apa?" Tanya Hanbin merangkul Jinhwan dengan sebelah tangan.

"Tur sekolah! Aku mau lihat ruang olahraganya! Niel bilang tempatnya luaaaaas sekali!" Jawab Junhoe riang.

"Daniel sudah berkeliling?" Jinhwan terkejut.

"Ne!" Junhoe tersenyum. "Dia bilang laboratoriumnya juga baguuuuus sekali!"

"Oke, sambil menunggu ujiannya dimulai, ayo jalan-jalan dulu," ajak Hanbin.

"Yeay!" Junhoe bersorak, berjalan mendahului kedua orang tuanya masuk lebih dalam ke gedung sekolah tanpa menyadari berpasang-pasang mata masih setia mengekori keluarga ajaib tersebut. Seorang ibu mungil yang masih sangat cantik diapit oleh dua pria tinggi yang salah satunya suami keren dan anak lelaki tampan. Hampir semua orang berpikiran hal yang sama saat itu:

"Apa mereka keluarga kerajaan atau dewa-dewi yang ditendang turun dari surga?"
.
.
Insiden sebenarnya dimulai setelah itu. Ketika Junhoe (dan Daniel) benar-benar diterima di SMA, para guru serta staff sekolah mulai merecoki mereka. Termasuk teman-teman barunya yang mendengar cerita tentang Hanbin dan Jinhwan dari para wali murid. Tanpa bosan mereka bertanya kapan orang tua Junhoe dan Daniel datang lagi ke sekolah membuat dua pemuda yang punya keinginan polos ingin melalui masa remaja dalam kedamaian berubah menjadi memiliki rasa parno tak beralasan.

"Jangan ke sekolah! Pokoknya JANGAN PERNAH KE SEKOLAH LAGI! TITIK!" ultimatum Junhoe (dan Daniel) pada kedua orang tua masing-masing.
.
.
.
😂
Versi Daniel menyusul

Young Daddy #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang