TANGGA

1.9K 300 32
                                    

[Time skip]

Memang cerita apa yang bisa disuguhkan antara anak SMA dengan 'tangga' ?
Selalu ada dong pastinya, karena hidup harus dibuat fun #eaak
.
.
.
Junhoe and the gangs pergi jalan-jalan ke daerah pegunungan di pinggiran kota. Tak ada niat khusus, mereka memang sering melewatkan waktu luang dengan hang out dan mencari kesibukan bersama meski cuma untuk ketiduran di bus lalu bengong berjam-jam melihat kucing liar berkeliaran di depan warung pentol goreng.

Mereka bersikukuh kegiatan itu lebih berfaedah daripada cuma menghabiskan waktu dengan tidur maupun bermain game yang punya potensi menaikkan tagihan pulsa prabayar.

Lagipula dengan berjalan-jalan keluar kota, apalagi daerah pegunungan, mereka dapat menyegarkan serta 'mencuci' paru-paru dari pengap udara ibu kota yang penuh oleh polusi. Makanya Junhoe selalu memaksa kedua orang tuanya untuk mengijinkan dia pergi jalan-jalan dengan alasan-alasan di atas, selain itu karena dia juga jadi bisa meminta uang saku khusus.

Setelah beberapa saat berjalan mendaki, Rose meminta berhenti di sebuah jembatan gantung kayu dan menyeret Junhong untuk menemaninya--apalagi jika bukan--memulai sesi pemotretan. Gadis mungil itu bergaya dalam berbagai pose bahkan menyuruh Daniel menyalakan kipas tangan guna memberi efek rambut berkibar sementara Junhong menjepretkan kamera DSLR yang tak lupa selalu dibawa Rose setiap ada momen jalan-jalan seperti ini.

Bosan menunggu photoshoot Rose yang biasanya baru akan berakhir setelah setengah milenium, Mingyu beranjak seorang diri melihat-lihat sekitar. Dia melangkahkan kaki panjang di jalan setapak dari tanah serta serpihan kayu hancur yang sudah busuk, menikmati suasana bukit yang masih dikelilingi pepohonan serta semak belukar menyegarkan.

Langkah Mingyu berhenti di sebuah tangga batu ke atas. Ia mendongak, agaknya anak tangga ini merupakan jalan menuju kuil atau sebagainya. Pemuda tinggi memperhatikan sekitar, menemukan sebuah papan peringatan dan mendadak dia duduk jongkok di dekat anak tangga pertama. Matanya melihat lurus pada susunan batu yang menyusun tangga.

Lelah menuruti obsesi modelling Rose, Daniel menyerahkan kipas pada Junhoe dan memutuskan untuk mencari Mingyu yang belum juga kembali. Dia menyusuri jalan setapak yang dilewati temannya dan menemukan pemuda tersebut sedang duduk jongkok di dekat tangga.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Daniel heran sambil mendongak, berpikir anak tangga ini pastilah jalan menuju ke kuil atau sejenisnya.

"Tuh," Mingyu menunjuk papan peringatan dengan ujung dagu. Daniel menoleh dan langsung ber-oh pendek. Kemudian dia ikut duduk jongkok di sebelah Mingyu.

"Sudah," ujar Junhoe menyerahkan kipas pada Rose yang masih ingin berpose.

"Kau baru memegangnya lima menit!" Gadis mungil menyentak.

"Aku capek," balas Junhoe.

"Kau baru memegangnya LIMA MENIT!" Kalimat Rose penuh penekanan.

"Aku mau menyusul Daniel." Usai bicara  begitu Junhoe langsung berbalik meninggalkan Rose yang berkacak pinggang.

"YAH, KIM JUNHOE!" Gadis tersebut kesal diabaikan begitu saja.

Beberapa menit berjalan, ayunan kaki Junhoe mengantarkannya pada tempat dimana Mingyu dan Daniel masih duduk jongkok bersisian di dekat sebuah anak tangga batu yang nampak tua.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" Tegur Junhoe membuat dua pemuda tinggi mendongak bersamaan padanya.

"Tangga ini seperti yang biasa dilewati ke kuil untuk sembahyang. Berapa umurnya? Kelihatan sudah kuno sekali," desis Junhoe.

"Junie-ya," panggil Daniel.

"Hm?"

"Itu," pemuda sipit mengarahkan dagu pada papan peringatan yang dipasang di dekat anak tangga pertama. Junhoe menoleh, membaca tulisannya, dan ia mengerutkan kening.

 Junhoe menoleh, membaca tulisannya, dan ia mengerutkan kening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi kalian duduk di sini karena ini?" Junhoe menunjuk papan peringatan dijawab anggukan kedua temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi kalian duduk di sini karena ini?" Junhoe menunjuk papan peringatan dijawab anggukan kedua temannya.

"Apa kalian sekurang kerjaan itu?" Pemuda bermata tajam mendadak merasa kesal.

Mingyu nyengir tanpa dosa. "Asyik tau, memperhatikan tangga begini."

"Iya, hehehe." Daniel menyahut sambil terkekeh. Sementara Junhoe menghela napas panjang mencoba menenangkan diri sendiri.

"Apa yang sudah aku lakukan sampai punya teman seperti kalian...?" Desisnya.

"Hehe. Sini, Junie. Ikutan," ajak Daniel.

"GAK SUDI!"
.
.
.

Young Daddy #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang