No Swearing!

3K 381 56
                                    

[Time skip]

"Daniel, aniya! Aniyaa! ANIYAAA!" suara serak Junhoe menggema lantang sampai ke seluruh penjuru rumah. Tak hanya teriakan keras, ia juga berseru 'OHH! HO! UHH! EII!' tak jelas diselingi gema tawa heboh seolah pemuda itu baru saja memenangkan lotere.

Hanbin yang sedang duduk di ruang tengah membersihkan kamera nampak sama sekali tak terganggu dengan tingkah anak laki-lakinya yang tiduran di sofa panjang, memegang ponsel, dan tenggelam dalam game online dengan Daniel sebagai partner mainnya.

"Mwoya? Jangan menghalangiku, Junie! MINGGIR!" terdengar seruan Daniel dari speaker ponsel Junhoe.

"NOOO! Tak 'kan aku biarkan kau mendahuluiku! Target itu punyaku! Poinnya punyaku! MINE! NAEKKOYA!" balas Junhoe tepat di lubang speaker-nya. Jikalau ponsel yang tengah dia pegang tersebut adalah manusia, sudah pasti ia akan tuli permanen saat ini mendengar suara sopran Junhoe meneriakinya yang tanpa henti.

Jinhwan muncul di pintu ruang tengah, berjalan mendekati sofa tempat suami serta anaknya berada.

"Junie-ya," panggil wanita mungil itu.

"Ne!" balas Junhoe, menoleh sebentar pada mamanya yang langsung memberi isyarat dengan menunjuk pergelangan tangan. Pemuda tinggi mengalihkan pandangan ke jam di dinding yang telah menunjukkan pukul sembilan malam. Waktu baginya untuk belajar dan mengakhiri permainan game sesegera mungkin.

"Ne, Mama. Sebentar. Sebentaaar lagi!" Junhoe mengetukkan jari penuh semangat pada layar ponsel tanpa terpikir olehnya jika bisa saja benda itu hancur sebab terlalu kuat ia tekan.

"Wae wae wae?" terdengar suara Daniel bertanya. "Apa sudah jam sembilan?"

"Eoh," jawab Junhoe pendek.

"Jam di kamarku mati. Aku tidak bisa melihat waktu—NO, KIM JUNHOE YOU CAN'T!" mendadak Daniel berteriak lantang saat karakter game-nya berhasil dipojokkan oleh lawan.

Junhoe sendiri hanya tertawa senang. Di dekatnya, Hanbin yang masih membersihkan kamera dibantu oleh Jinhwan cuma mengulum senyum sembari menggeleng-gelengkan kepala. Sudah terbiasa dengan betapa berisik pemuda satu itu. Justru mereka tenang kalau Junhoe berisik karena tandanya dia bahagia dan sehat. Junhoe yang mendadak pendiam biasanya cuma menyiratkan dua hal; dia sedang banyak pikiran atau sedang sakit.

"Kill kill kill!" permainan Junhoe agaknya makin panas. Di seberang line Daniel juga terdengar panik.

"SHIT JUNHOE, LEMME REST! DAMMIT!" seru Daniel tak terkontrol.

Jinhwan menoleh cepat mendengar kalimat barusan.

"NOOO! NO RESTING, YOU FU—" kata-kata Junhoe berhenti mendadak. Pemuda tersebut mengalihkan wajah pada Jinhwan yang ternyata telah menatapnya tajam. Junhoe menekan tombol PAUSE dengan muka pucat.

"Mau bilang apa kau barusan?" tanya Jinhwan datar.

Junhoe tak menjawab, mengatupkan mulut rapat dengan bola mata bergetar.

"Mau bilang APA kau barusan, Kim Junhoe?" suara Jinhwan semakin tegas.

"Ffuu...funny..." desis Junhoe, kepalanya menunduk.

Sang ibu melipat tangan di depan dada, menghela napas keras. "Bukankah Mama selalu mengajari untuk TIDAK berkata kotor?"

"Ne..." jawab Junhoe.

"Bilang apa?"

"Ne, Mama. Mianheyo..." ujar pemuda enam belas tahun.

"Kau tahu apa hukumanmu karena sudah berkata kotor?" tanya Jinhwan.

"Mencuci piring selama satu minggu dan..." Junhoe cemberut melanjutkan, "...dipotong uang jajan."

"Kalau begitu tidak masalah 'kan minggu depan uang sakumu berkurang separuh?"

"Ne..."

"Masuk kamar," perintah Jinhwan yang langsung dituruti putranya. Dengan langkah lemas Junhoe berjalan menuju kamar sementara dari lantai bawah juga terdengar sebuah teriakan keras seorang wanita menyebut nama Daniel.

"IM DANIEL! DID YOU JUST SWEAR!? (IM DANIEL! APA KAU BARU SAJA BERKATA KOTOR!?)"

"SORRY, MOMMY! KEPENCET!" Daniel membalas ketakutan.

"COME HERE! NOW!"

"NEEE!"

Hanbin menyenggol istrinya. "Di usia mereka wajar kalau spontan berkata kotor."

"Tapi itu kebiasaan yang tidak baik," tukas Jinhwan kurang setuju. Suaminya itu selalu saja terlalu memanjakan Junhoe.

"Kalau kita tidak memangkasnya dari sekarang Junie bisa tumbuh menjadi orang bermulut kasar," imbuh Jinhwan.

Dia kasar karena menurun darimu, batin Hanbin namun hanya berani diucapkan dalam hati.

"Kau tidak akan bisa terus-menerus mengontrolnya. Semakin bertambah umur, lingkup pergaulan anak itu akan semakin luas. Mungkin saja di depanmu dia tidak berkata kotor, bagaimana kalau di luar?"

"Aku hanya menjalankan tugasku sebagai orang tua yang harus menegur anaknya jika salah. Meski mungkin di luar sana Junie memang berkata kotor, setidaknya dia akan tetap ingat perkataan kotor itu tidak baik dan bisa berusaha untuk menekannya sendiri."

Hanbin mengangguk-angguk.

"Istriku memang pintar~" pria itu merangkul Jinhwan dan mengusapkan pipi mereka bersama-sama.

"Kau juga sesekali tegurlah dia kalau salah," ketus Jinhwan.

"Menurutku anak laki-laki bicara kotor itu biasa sih. Lagipula dia bicara kotor bukan untuk merendahkan orang, jadi tak masalah." Hanbin nyengir membuat istrinya mendengus.

"Dasar laki-laki. Dimana-mana sama saja!" kesal Jinhwan.
.
.
.
Ikut-ikut trend di tempat Myka, kalau gak sengaja bicara apa gitu mesti ngelesnya "Sorry kepencet!" wkwkwk
Kalo di dorm iKon tiap ngomong kotor kudu bayar ya dan June yang biasanya nge-bon sampe 50rb won utang dia akibat misuh tiap hari (anak siapa ini) XD

Satu pertanyaan untuk Jinhwan?

Young Daddy #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang