[Time skip]
Sore masih terang, belum menampakkan tanda-tanda matahari akan terbenam, dan Junhoe serta Daniel juga nampak asyik melahap jajanan di trotoar dalam perjalanan pulang ke rumah. Kedua remaja SMA tersebut tanpa rikuh berdiri menghadap jejeran berbagai gorengan, tteokbokki, serta sate usus dan jeroan yang dipajang penjual.
Sambil mengunyah makanan di dalam mulut, Junhoe mengedarkan pandangan, menikmati keramaian sekitar di sore hari yang teduh nan sejuk. Mendadak pandangan pemuda tersebut terhenti pada satu titik.
"Niel-ah," Junhoe menepuk bahu Daniel beberapa kali.
"Hm?" Daniel yang sibuk menggigit sate usus langsung menoleh.
"Habiskan makananmu. Bersiaplah berlari," ujar Junhoe membuat sahabatnya mengerutkan kening.
"Lihat itu." Pemuda berambut hitam melanjutkan sambil mengarahkan dagu ke satu obyek yang cukup jauh, diikuti tatapan Daniel yang menyipitkan mata serta sebuah dengusan napas paham.
"Mereka tidak ada kapoknya ya? Heran," desis Daniel melahap sisa usus bakar pada tusukan di tangan kemudian merogoh saku blazer untuk mengambil uang yang diserahkan pada bibi penjual.
"Terima kasih, Bibi. Makanannya enak!" Ujar Daniel tanpa lupa, membuat sang bibi menyunggingkan senyum senang.
Junhoe melepas blazer dan memasukkannya ke dalam tas. "Aku tunggu di depan," ucapnya dibalas anggukan oleh Daniel yang membersihkan sekitar mulut. Mereka melangkah memisahkan diri, Daniel berjalan menuju arah yang ditunjuk Junhoe tadi sementara sahabatnya berlari mendahului melalui jalan memutar.
Daniel menghentikan kaki panjang tak jauh dari kerumunan anak SMP yang dimaksud Junhoe barusan.
"Hei, kau--" Daniel memanggil, membuat para pelajar di depannya menoleh bersamaan. "Jalan-jalan kalian menyenangkan? Huh?"
Para anak SMP kompak menjatuhkan tatapan keheranan. Mereka saling bertatapan, mengira-ira pada siapa pemuda SMA tersebut berbicara.
Di antara kerumunan berseragam yang tengah menatap penuh judgement pada Daniel, ada dua orang pelajar laki-laki yang langsung membeliakkan mata lebar saat melihat sosok remaja SMA itu. Dan merekalah yang sebenarnya menjadi target Daniel.
"Jangan kabur!" Seru Daniel menunjuk dua anak laki-laki yang langsung berlari tanpa disuruh. "YAH!" pemuda SMA tersebut melesat mengejar mereka.
"STOP THERE, BRATS!" teriak Daniel mencoba menyamai lari dua pelajar yang--sialnya--lebih cepat dari dia. Namun adegan kejar-kejaran itu tak berlangsung lama, sosok Junhoe muncul dari arah berlawanan, tangannya memegang tas yang langsung dilempar pada salah satu dari dua pelajar SMP dan tepat mengenai kakinya, membuat bocah itu terjerembab lalu jatuh bergulung-gulung di trotoar.
"HYUNG!" anak satunya sempat menghentikan langkah kaki dan menoleh tapi dengan cepat kembali berlari saat sadar Junhoe masih mengejar.
"ARGH!" Teriakan terlontar tatkala pelajar SMP tersebut berhasil tertangkap oleh lari cepat dan tangan kuat Junhoe. Badannya dibanting tengkurap ke tanah lalu punggungnya diduduki oleh lelaki yang lebih tua.
"Ah, Hyuuuung~~~" pelajar di bawah pantat Junhoe merengek. "Maafkan kami~~~"
"Kau pikir kami akan melakukannya?" Balas Junhoe terengah-engah.
"Ish, jinjja!" Pelajar yang lebih muda mengumpat kesal. Sedangkan temannya yang berhasil ditangani oleh Daniel terlihat ikut merajuk minta pengampunan sambil cemberut memperlihatkan luka di tangan, lutut, serta wajah akibat terjatuh barusan.
"Iya, aku paham." Daniel mengusap kepala berambut hitam anak itu. "Nanti biar diobati Daddy-ku. Oke?"
"Bukan itu maksudku, Hyuuung!"
.
.
"Kenapa kami harus selalu melakukan scene action setiap kali bertemu dengan kalian? Hah?" Tanya Junhoe begitu sudah berpindah tempat, duduk di sebuah bangku taman terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Daddy #1
FanfictionBinHwan (Hanbin X Jinhwan) BNior (JB/Jaebum X Jinyoung) iKon GOT7 GS Kisah sederhana (yang berharap akan sedikit bermakna #eak) tentang Hanbin, remaja 20 tahun yang menginginkan kehidupan normal seperti anak muda seusianya, tapi keberadaan balita du...