[Time skip]
Junhoe hampir sampai di teras gedung sekolah ketika melihat ada siluet manusia nampak berlari terseok-seok dari halaman samping.
"Daniel-ah!" Panggil Junhoe meski tak tahu siapa sosok itu. Dia hanya asal menebak namun ternyata orang yang dipanggil benar-benar menoleh.
"JUNHOEEEE!" Daniel berteriak sekuat tenaga membuat sahabatnya balik berlari mendekati dia. Sepasang kaki Daniel lemas, jatuh terduduk di tanah tepat ketika Junhoe sampai di depannya.
"Kau benar-benar terkunci di dalam? Bagaimana kau bisa keluar?" Tanya Junhoe heran.
"Aku...aku memaksa membuka pintu kelas dan keluar lewat jendela," jawab Daniel seraya mengusap kedua mata dengan lengan. "Kau kemana saja!? Aku takut sekali!" Pemuda itu kembali menangis.
"Maaf, aku ketiduran," cicit Junhoe. "Aku juga harus ke rumah satpam sekolah dulu untuk mengambil kunci." Dia mengusap kedua pundak Daniel mencoba menenangkan temannya itu.
"Lagian bagaimana bisa kau terkunci di sekolah?"
"Minuman yang aku beli tersangkut di mesin. Aku sudah mencoba mengambilnya tapi tidak bisa. Waktu aku masih menendangi mesin tiba-tiba semua lampu padam dan begitu aku sampai di lobi pintunya sudah terkunci," tutur Daniel.
"Terus minumannya mana? Kau tinggal begitu saja?" Tanya Junhoe.
"Mana sempat aku mengurusi itu lagi. Begitu lampu mati aku langsung lari ke lobi," jawab Daniel.
"Kok ditinggal sih, 'kan sayang itu minumannya sudah dibayar!" Nada suara Junhoe meninggi. "Kau tunggu di sini, biar aku ambil minumannya dulu!"
"Buat apa!? Besok saja beli lagi!" Seru Daniel melihat Junhoe yang beranjak pergi.
"Enak saja! Tak bisa semudah itu! Kalau menunggu besok keburu diambil sama orang lain!" Balas Junhoe.
"BIARKAN SAJA, JUNIE! BESOK BELI LAGI! YAH!" Daniel gagal menghentikan Junhoe.
"Kenapa sih dia itu selalu ngotot untuk hal tak masuk akal?" Desis Daniel gusar.
Sementara Sewoon yang menyusul terlambat sebab tak bisa menyamai kecepatan lari Junhoe, tiba di depan gedung sekolah dengan napas terengah-engah. Dia memandang pintu yang sudah terbuka dan menangkap sosok tinggi Daniel yang berjalan lemah menuju pintu masuk gedung. Sewoon berlari mendekatinya.
"Junhoe-ya." Gadis itu memanggil, menatap pemuda tinggi yang menoleh akan suaranya dan terkejut saat menyadari jika wajah di depannya bukanlah milik Junhoe.
"Oh, maaf. Aku kira kau temanku," desis Sewoon.
Daniel mengerutkan kening. Gelapnya malam membuat dia tak bisa melihat jelas siapa yang mengajaknya bicara.
Sewoon merogoh saku celana, menarik keluar sebungkus kecil tisu, lalu diberikan pada Daniel dengan maksud supaya pemuda tersebut bisa menghapus basah air mata yang nampak jelas di mukanya.
"Apa kau melihat murid laki-laki tinggi lain di sini? Yang membuka pintu itu?" Tanya Sewoon.
"Junhoe?" Daniel menggunakan tisu dari Sewoon untuk mengelap air mata dan membersit ingusnya. "Dia masuk ke dalam."
"Apa kau temannya yang terkunci di dalam?" Tanya Sewoon menebak.
"Eoh," angguk Daniel. "Kau siapa?"
"Aku Sewoon. Tadi aku tidak sengaja bertemu dengan Junhoe. Kau terkunci di sekolah sendirian begitu, gwaenchana?"
Daniel terdiam sejenak.
"Siapa namamu tadi?" Dia mengulang bertanya.
"Sewoon."
Daniel menajamkan penglihatan dan ketika retina matanya sudah bisa menangkap raut wajah gadis di hadapannya dengan lebih jelas, kedua pupil pemuda itu melotot sangat lebar.
"WOAH!" Daniel melompat mundur, pun dengan Sewoon yang terlonjak di tempatnya berdiri.
"Wae?" Gadis berpipi tembam terkejut.
JUNHOE BRENGSEK! KENAPA DIA TIDAK BILANG DATANG DENGAN SEWOON!? SEWOON, BRO! INI SEWOON! DAN DIA SUDAH MELIHATKU MENANGIS! MATI SUDAH KAU, IM DANIEL! MATI MATI MATI! Daniel bersumpah serapah dalam hati.
"Waeyo?" Tanya Sewoon lagi. "Kau baik-baik saja?" Dia mengkhawatirkan pemuda di depannya yang perlahan nampak pucat dan memasang ekspresi bagai orang ingin membenamkan kepalanya dalam tanah persis burung onta.
"WOAAAHHH!" Sebuah teriakan serak yang menggema lantang dari dalam gedung sekolah membuat Daniel dan Sewoon menoleh bersamaan.
"Itu Junhoe..." Daniel segera berlari ke pintu gedung diikuti oleh Sewoon.
"JUNIE-YA! ADA APA!?" Daniel berteriak di depan pintu. Tak berani masuk ke dalam kegelapan lorong sekolah.
"WOAAHH! SETAN JANGAN GANGGU GUE!" Teriakan kembali menggema.
"Junhoe-ya!" Sewoon ikut memanggil.
"KAMBING! SETAN! ADA YANG MEMEGANG KAKIKU TAPI TIDAK KELIHATAN ORANGNYA! KUDA EMANG! AARGH!" Terdengar gema umpatan Junhoe dari ujung koridor disusul sosoknya yang muncul dari tikungan dengan tangan membawa senter ponsel dan dua botol minuman.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Daddy #1
FanfictionBinHwan (Hanbin X Jinhwan) BNior (JB/Jaebum X Jinyoung) iKon GOT7 GS Kisah sederhana (yang berharap akan sedikit bermakna #eak) tentang Hanbin, remaja 20 tahun yang menginginkan kehidupan normal seperti anak muda seusianya, tapi keberadaan balita du...