07. Ketahuan

7.9K 634 76
                                    

"Katanya, kita akan lebih sensitif pada orang yang kita benci daripada kita cintai."
-Anara Emiley

***

Anara melangkahkan kakinya menuju ruang guru. Tadi, saat ia sedang dalam jam pelajaran Matematika, gurunya menyuruh dia untuk menemui Pak Santoso, guru olahraga.

Anara termasuk murid favorit Pak Santoso karena ia memiliki kecerdasan yang tinggi di bidang PJOK, khususnya secara teori.

Tidak, Anara tidak pandai berolahraga. Hanya saja Anara sangat mengerti tentang teori PJOK. Misalkan dari peraturan permainan, hal yang dilarang/pelanggaran, dan lain-lain.

Anara membuka pintu ruang guru dengan lambat. "Permisi, Pak."

Entah ini sebuah nasib atau apa, Anara melihat kembali Daver yang duduk santai seperti tidak ada sopan santun di kursi yang berhadapan dengan Pak Santoso.

Setelah kejadian dua hari lalu yaitu di mana Anara bertingkah menyebalkan di depan Daver, Anara jadi selalu menghindar dari cowok itu. Padahal mereka tergabung dalam suatu kelompok persahabatan.

"Ya, duduk," suruh Pak Santoso yang langsung dilakukan oleh Anara. Gadis itu terpaksa duduk di sebelah Daver.

"Lah, Pak?" Daver penuh dengan tanda tanya. "Ngapain Anara?"

"Kan, saya udah bilang sama kamu buat jadi tutor olahraga anak kelas sebelas. Kamu di bagian praktik, Anara teori," jelas Pak Santoso yang tidak dipahami oleh Anara.

"Bapak manggil saya buat apa? Saya gak tau apa-apa." Anara mengeluarkan suara.

Pak Santoso berdeham sebelum bicara. Ia melepas kacamata miliknya. "Jadi, anak kelas sepuluh nanti mau ada perlombaan futsal antarsekolah. Bapak mau minta kamu dan Daver sebagai tutor mereka. Daver udah setuju. Kamu pasti setuju, kan?"

"Kenapa harus saya?"

Daver melihat Anara yang kelihatan tidak minat.

"Karena lo murid kesukaan Pak Santoso," celetuk Daver yang sayangnya tidak diindahkan oleh Anara.

"Nah, itu." Pak Santoso menunjuk Daver lalu tertawa. "Lagian cuma kamu yang nilai Penjaskes-nya 100 kalau teori."

"Tapi saya gak terlalu bisa futsal, apalagi praktik." Anara masih berusaha menolak.

"Saya mohon, Anara. Saya sudah ditolak juga oleh beberapa murid yang padahal kemampuan mereka di bawah kamu. Saya udah kehabisan tutor."

Wajah Pak Santoso terlihat memohon. Anara bingung harus menolak dengan cara apa lagi kalau sudah begini.

"Kalau kamu mau, nanti kamu dan Daver bisa berdampingan saat membimbing adik kelas kalian." Pak Santoso melihat Anara dan Daver bergantian.

Apa artinya jika Anara menerima tawaran ini, ia akan terus berada dekat dekat Daver?

"Iya."

Anara menoleh kaget pada Daver.

"Saya setuju," sambung cowok itu. Pak Santoso tersenyum senang melihatnya. Kembali tidak tenang wajah Anara tidak semangat.

DAVENARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang