DAVENARA [SELESAI]

37. Kembali

"The love you give is the love you deserve."
-Daver Negarald

***

Logikanya, dua insan yang menjalin hubungan persahabatan bertahun-tahun akan merasa canggung apabila mengubah status mereka menjadi pacaran. Itu pula yang terjadi pada Anara, tetapi tidak pada Daver.

Mungkin ini juga faktor dari Anara yang hampir tidak pernah pacaran yang serius. Bahkan sepertinya Anara tidak pernah pacaran.

Sejak kemarin Anara menjawab permintaannya dengan anggukan kepala, Daver tidak bisa berhenti memikiran gadis itu. Ada banyak hal tentang Anara dalam benaknya.

Ting!

Barbara Letta
Dav, bisa ketemu bentar?

Daver memicingkan mata saat membaca pesan tersebut. Apa lagi yang hendak Letta lakukan? Membuat alasan tidak penting hanya untuk bertemu dengannya?

Barbara Letta
Ini penting serius
Tentang lo sama Zhenix

Sulit bagi Daver untuk memercayai Letta. Apalagi cewek itu pernah membohonginya.

Barbara Letta
Kali ini gue serius
Kalo gue bohong gue sumpah bakal kecelakaan
Ini beneran soal lo, Zhenix, sama rezo

Membaca nama Rezo membuat Daver kesal sendiri. Apa lagi kali ini?

Daver Negarald
lo di mana skrg?

Barbara Letta
Fightcamp

Daver menggeram kecil. Ya sudah lah. Mau tidak mau, weekend Daver digunakan untuk menemui Letta.

🥀🥀🥀

Hari ini adalah hari Sabtu. Fara dan Elena pergi ke rumah Anara untuk menjemput gadis itu. Mereka bertiga mau temu kangen dan cerita-cerita. Fakta bahwa Elena sudah berbeda sekolah dari Anara dan Fara membuat kesempatan mereka untuk bersua menjadi sangat sulit dan sedikit.

Tin! Tin!

Elena memencet klakson mobilnya.

Beberapa saat kemudian, Anara keluar dengan casual outfitnya. Berlari kecil untuk masuk ke mobil Elena.

"Haiiiii!" sapa Anara begitu riang. Tidak pernah semenyenangkan ini rasanya saat bertemu sahabat-sahabatnya.

"Sialan, Ra, kangen banget gue sama lo!" Elena jingkrak-jingkrak sendiri di kursi setirnya dengan heboh.

Fara bergidik merinding. "Geli gue kalian ngomong gitu. Biasanya juga saling ngatain."

Anara terkekeh. "Mau ke mana kita?"

"Starbucks!" aju Fara.

"Cool. Gas-in," pinta Anara membuat Elena tak pakai lama meluncurkan mobilnya ke Starbucks.

"Tumben lo bisa main. Biasanya alesan sibuk mulu," cibir Anara.

Elena menyengir. Ia melihat Anara yang duduk di kursi tengah lewat kaca horizontal yang terletak di atas. "Habisnya gue kangen banget. Banyak juga yang pengen gue ceritain. Lo pada juga cerita-cerita, ya! Awas sampe ada hal yang gue gak tau dari kalian."