27. Cerita

5.6K 382 68
                                    

"You need to fall for knowing your fault."
-Fara Maria

***

Sabtu, 11.30 WIB

Anara pergi ke rumah Fara karena gadis itu memintanya untuk datang. Anara tidak diberikan alasan yang jelas. Hanya saja Fara memaksanya dan mau tidak mau Anara menuruti.

Ketika Anara berjalan keluar rumah, kebetulan sekali Ander lewat. Memang rumah mereka sangat searah dan dekat. Melihat Anara yang berdiri di sekitar pekarangan, Ander menghentikan motornya.

"Ra, mau ke mana?" teriak Ander, tidak mematikan mesin motornya sehingga suara gembar-gember meraungi telinga Anara..

Anara menoleh, ia terperanjat mendapati Ander di belakangnya. "Eh, lo mau ke mana?"

"Yeh, kok nanya balik?"

Anara menyengir. Ia menggaruk dagunya. "Gue mau ke rumah Fara."

Ander mengerjapkan mata. Wajahnya penuh mau. "Ikut dong! Bosen gua di rumah."

"Tapi cowok-cowok gak ada yang ikut." Anara memberi tahu. "Emangnya lo mau ke mana?"

"Gak ke mana-mana. Habis nyuci baby blue." Ander mengetuk motornya. Ia menaik-turunkan alis, tersenyum sumringah.

 Ia menaik-turunkan alis, tersenyum sumringah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo, Ra, naik!" ajak Ander semangat. "Sekalian jalan siang bareng."

Anara tertawa karena wajah Ander terlihat girang sekali. "Halah, bullshit. Bilang aja antusias mau ke rumah mantan."

Ander mendesis. Ia tidak menjawab lagi karena Anara sudah naik ke motornya. Gadis itu menepuk punggungnya dan berujar, "Pelan-pelan, ya, Bos!"

Ander memakai masker hitamnya. Ia mengacungkan jempol, lalu menyalakan mesin dan langsung bergegas ke rumah Fara.

Setibanya di sana, mereka berdua langsung turun dan masuk. Dengan sopan, Ander dan Anara melewati kedua orang tua Fara. Mereka diizinkan untuk langsung masuk ke kamar gadis itu.

Anara mengetuk, lalu membuka pintu kamar sahabatnya. Di dalam sana, Fara melongo karena melihat ada Ander yang ikut masuk.

"Hai—"

"Eh, lo ngapain?!" tanya Fara terkejut. Ia sampai terbangun dari posisinya yang tiduran. Namun, Ander hanya menyengir polos. "Kok?"

"Emang kenapa sih gak boleh? Sombong amat lo." Ander mencibir.

"Kok dia bisa ikut? Ish, gue mau curhat sama lo aja, Anara. Ander, kan.." Fara menatap Anara, lalu berhenti bicara saat melihat Ander.

"Apa? Gue kenapa? Mau curhatin gue?" Ander membalas tatapan Fara.

DAVENARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang