"So, it does end like this, doesn't it?"
-Davenara***
Sesuatu yang sangat rare akan terjadi malam ini di rumah Giselle. Bayangkan saja, Gantara dan Natasya mau menghadiri makan malam bersama. Padahal sejak bertahun-tahun lalu diajak, mereka tidak pernah mau.
Mungkin bisa jadi karena hari ini adalah hari ulang tahun Grace, anak Giselle. Jadi Gantara dan Natasya selaku opa-oma anak empat tahun itu mau turut serta.
Tentu di kesempatan berharga ini Daver mengajak Anara. Bahkan cowok itu membelikan Anara dress formal supaya mereka semua bisa berseragam.
"Happy birthday to Grace! Happy birthday to Grace! Happy birthday, happy birthday, happy birthday to Grace!" Semuanya menyanyikan lagu ulang tahun untuk Grace.
"Selamat ulang tahun ke-4 cucu Opa yang cantik dan pintar!" Gantara mengambil alih Grace dari pangkuan Giselle. Ia mencium pipi gemas Grace.
Seakan memang mengerti, Grace terkekeh geli dan bertepuk tangan. Ia mencium Gantara balik.
"Oma juga mau gendong dong," pinta Natasya, tak mau kalah. Ia merebut Grace dari tangan Gantara. Saking napsunya, ciumannya menciptakan bekas lipstick di pipi Grace.
Giselle tertawa. "Yah, cemooong!"
"Happy birthday cantik," ucap Daver, senyum ganteng. Ia memandangi Grace dari seberang meja makan dengan intens.
Grace menutup wajahnya. Tidak lupa, ia tersenyum cerah menunjukkan jejeran gigi susunya yang putih bersih.
"Nih, kasih uncle-nya." Natasya berdiri mengoper Grace ke rengkuhan Daver.
Berhasil 'menangkap' Grace, Daver menelusuk hidung mancungnya ke perut Grace. Ia membuat gerakan ke kanan dan kiri dengan cepat, sehingga Grace merasa geli.
"Cantik banget ya blue eyes-nya," puji Natasya bangga.
"Siapa dulu dong yang nurunin?" sahut Gantara, tertawa berat. Ia menatap Daver dan mengedikkan alis seakan berbicara 'kita berdua gitu loh'.
Natasya berdecak seraya kepalanya bergeleng.
"Dari tadi Anara belum ada suara nih," celetuk Giselle.
Bukan karena merasa canggung, melainkan Anara tidak mau mengganggu kualitas suasana keluarga Daver yang sedang hangat-hangatnya ini. Ia tahu pasti malam ini adalah malam yang paling jarang mereka adakan.
Ditambah lagi, perasaannya lagi tidak enak semenjak di Lombok kemarin.
"Aurora," sebut Grace menunjuk Anara. Ia menjulurkan kedua tangan, mengarah ke Anara.
Tanda minta digendong, Anara menggapai tubuh Grace. Ia memeluk anak itu sebentar, lalu kembali melepas untuk memandanginya.
"Grace cantik banget malam ini, Sayang," kata Anara, terdengar begitu manis. "Selamat ulang tahun ya, Grace. Semoga makin cantik, makin lucu, makin pinter, ya?"
"Kayak kak Anara," cetus Grace dengan suara imutnya.
"Eh?" Anara terkesiap. Ia terkikih.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVENARA [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Anara Emiley. Gadis yang memiliki kesabaran penuh ini jatuh hati pada mantan atlet kickboxing, Daver Negarald. Ada satu hal yang Anara suka dari Daver. Laki-laki itu perhatian. Di saat latar belakang keluarganya hancur...