"A thousand of trouble in mind, but still, her body is full of strength."
-Daver Negarald***
"Kalo pemilik handphone ini dateng, kasih aja, ya," pesan Rezo pada barista Starbucks, seraya meletakkan ponsel Anara di meja kasir.
Baru saja barista itu mau bertanya mengenai ciri-ciri pemilik ponsel, Rezo langsung bergegas pergi.
Laki-laki itu menyeringai. Senang sekali dapat mengetahui kembali kelemahan Daver. Ia menyebut satu nama,
"Anara Emiley."
Rezo kembali mengeluarkan senyum kejinya.
"I won't ever divest you, Daver. Never."
🥀🥀🥀
"Daver, aku mau ambil handphone di Starbucks dulu dong."
Daver hanya mengangguk. Ia mengarahkan motornya ke jalan menuju Starbucks. Jujur, Anara bete karena dari tadi Daver lebih banyak diamnya semenjak pesan dari Rezo masuk. Apa yang dibicarakannya hanya dibalas dengan gestur saja.
Saat Daver naik pitam karena pesan tersebut, ia tidak banyak membahas apa-apa. Bahkan pertanyaan dari Fara yang bertubi-tubi akibat penasaran juga diabaikannya. Ia malah mengajak Anara untuk pulang.
Setibanya di Starbucks, Anara langsung turun. Ia masuk dan menemui seorang barista yang sedang berdiri di balik meja.
"Mbak, liat ada handphone ketinggalan gak tadi?" tanya Anara, sesekali melirik Daver yang menunggu di luar.
"Oh, coba tanya ke barista yang di kasir, kak. Tadi kayaknya aku denger ada yang nitip handphone ketinggalan."
"Oh, oke, makasih." Anara kemudian menghampiri barista yang ditunjuk tadi. "Mas, ada handphone ketinggalan gak tadi?"
"Handphone apa, kak?" tanya barista untuk menyamakan dan memastikan agar tidak salah pemilik.
"iPhone," jawab Anara. "Ada mas?"
"Ini, kak?" tanya barista menunjukkan.
"Ah, iya itu!" Anara lega meskipun ia bingung kenapa ponselnya ada dan tidak diambil Rezo. Mungkin Rezo sudah terlalu kaya, pikirnya.
Barista tersebut memberi ponsel Anara kembali ke tangan pemilik. Anara mengambilnya dan tersenyum ceria. "Makasih ya, mas."
"Iya, kak. Sama-sama. Lain kali hati-hati, ya. Untungnya yang nemuin tadi orang baik, masih mau ngembaliin." Barista itu tersenyum ramah.
Senyum Anara sedikit pudar mendengar barista tersebut memberi cap 'orang baik' untuk Rezo.
Anara mengembuskan napas. "Sekali lagi makasih, mas." Ia bergegas keluar.
Anara kembali menghampiri Daver. Laki-laki itu tidak bicara apa-apa. Bahkan tidak menanyakan ponselnya. Hal itu membuat Anara semakin bete.
Daver langsung bergerak menaiki motornya. Namun, Anara sontak menahan tangan Daver dengan gerakan cepat.
"Lagi marah, ya?" tanya Anara yang sedikit takut dapat juteknya Daver.
![](https://img.wattpad.com/cover/160857726-288-k238229.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVENARA [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Anara Emiley. Gadis yang memiliki kesabaran penuh ini jatuh hati pada mantan atlet kickboxing, Daver Negarald. Ada satu hal yang Anara suka dari Daver. Laki-laki itu perhatian. Di saat latar belakang keluarganya hancur...