59. Pikiran

3.6K 272 18
                                    

"We called it family."
-ZHENIX

***

Sudah pukul 3 subuh, tapi Rino belum bisa tidur. Padahal yang lain udah tepar dari jam 12 malam. Karena lapar, ia pun akhirnya keluar kamar untuk mencari cemilan.

Ceklek!

Rino menyalakan lampu. Ia berjalan ke dapur. Agak sedikit heran karena ada suara air mendidih.

"Oy!" panggil Letta, ternyata lagi masak mie instan. "Ngapain lo?"

"Kaget, kirain siapa." Rino mengelus dada, lalu tertawa. "Bikin apaan, Ta?"

"Mie. Mau?"

"Plis mau banget. Gue kelaperan ampe gak bisa tidur."

"Ya udah gue buat. Tunggu depan aja."

"Okidokiii!"

Bukannya nunggu di ruang tamu, Rino malah keluar untuk duduk di depan sekalian. Sambil menantikan Letta dan mie-nya, ia terbengong-bengong.

Lima menit kemudian Letta datang dengan dua mangkuk mie di tangannya.

"Nih."

"Yey, makasih!" Rino mengambil mangkuk.

Letta duduk di kursi sebelah Rino. Ia mengaduk mie tersebut dan meniupnya. "Pelan-pelan, masih panas."

Rino hanya mengangguk, tapi ia tetap saja menyeruput mie-nya dengan cepat.

Melihat cowok itu tahan dengan panasnya kuah, Letta berdecak sambil menggelengkan kepala.

"Rin." Sambil bicara, Letta menyeruput mie-nya. "Lo masih suka gak sih sama gue?"

Gimana bisa Rino gak tersedak saat mendengar pertanyaan itu?

"Emang gue pernah demen ama lu?"

Letta membulatkan mata. "Idih, songong bener!"

"Pernah sih," tambah Rino, santai.

"Terus sekarang masih suka apa enggak pertanyaan gue?" Letta sewot.

"Gak usah kenceng-kenceng ngomongnya, entar yang lain pada bangun!"

"Lagian lama jawabnya."

"Lagian mau tau banget urusan gue."

"Lah? Urusan gue juga lah!"

"Emang kalo gue masih suka kenapa?" tanya Rino membuat Letta mengangkat kedua alisnya. "Terus kalo udah enggak, ya kenapa juga?"

Letta cemberut.

"Emangnya lo juga peduli ama perasaan gue?" lanjut Rino. Dari tadi ia jarang sekali melirik Letta.

"Ih, peduli lah! Gue juga mau disayang kayak Anara sama Fara!" Letta mendesis. "Lo tuh ya emang bener-bener gak ada manisnya. Percuma punya muka ganteng."

"Iyaa, Letta. Gue sayang kok ama lo. Gak usah iri sama Anara Fara."

"Gue gak iri, jubaedah!" Letta geregetan. "Tau ah! Belok ke mana-mana kalo ngomong ama lo."

Rino diam. Ia menikmati mie instannya yang terasa dua kali lebih enak karena dimakan jam segini.

"Dasar gak peka," cibir Letta.

"Sabar. Gue lagi laper. Entar kalo udah kenyang, gue peka kok."

Letta mendesis panjang. "Isss.. bener-bener."

Letta jadi gak mood. Ia gak lanjut makan mie-nya dan hanya diletakkan begitu saja di atas meja.

Selesai makan, Rino mengambil air mineral yang tersedia di meja dan meneguknya cepat. Lalu, ia langsung memandang Letta.

DAVENARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang