40. The Second Game

3.7K 336 66
                                    

"Touch her and i'll kill you."
-Daver Negarald

***
🔞Languange
***

Anara syok ketika dirinya siuman dalam posisi duduk di kursi ruang A3 Fightcamp. Kedua tangannya diikat ke belakang dan ada kain penutup mulut yang digantung di lehernya.

Ia berkali-kali mengedipkan mata dengan cepat. Kalau tangannya tidak diikat, mungkin ia sudah menampar pipinya sendiri. Namun, ia sungguh tidak bermimpi saat dirinya berada di Fightcamp dan dikelilingi oleh laki-laki yang tidak ia kenal.

Cklek!

Pintu terbuka dan menunjukkan seorang laki-laki yang berperawakan preman datang. Anara spontan memandang ke arahnya. Ia kenal orang itu.

Tubuh Anara mulai berontak tidak terima. Tangannya bergerak sekuat mungkin, berusaha untuk melepas tali tersebut. Namun, memang usaha itu akan sia-sia walaupun sampai memerah tangannya.

"Jangan sentuh-sentuh!" Anara jelas-jelas menghindar ketika laki-laki itu memegang pipinya. Ia menggeram tidak suka. "LEPASIN, REZO!"

Rezo terkikih mendengar pinta Anara. Wajahnya mendekati wajah gadis itu. "Lo kira gue bakal lepasin lo gitu aja?"

Anara menjauhi pipinya dari pipi Rezo. Ia meludah beneran ke lantai. "Najis! Mau lo apa, bejat?! Lepasin atau gue bakal teriak!"

"Teriak aja. Emangnya mau siapa yang bakal denger? Atau lo pikir pangeran berkuda lo bakal dateng buat selamatin lo?" Rezo tersenyum. "Justru hari ini cuma lo yang bisa selamatin dia, Anara."

Tatapan Anara tajam melebihi apa pun. Ia benar-benar melihat definisi kekejian yang nyata. "JIJIK GUE SAMA LO!" teriaknya. "TIKET LO KE NERAKA MANA, HAH? KETINGGALAN KERETA LO? ANJING LO, YA!"

"Bos!"

Baru saja Rezo ingin membalas perkataan Anara, panggilan itu menginterupsinya.

"Daver datang. Dia udah ke atas," ucap orang itu yang barusan mengintip ke area luar.

"JANGAN APA-APAIN DAVER, BRENGSEK!" seru Anara disertai sentakan tubuhnya yang memberontak dari ikatan.

Rezo melihat Anara. Setelah itu, ia berjongkok di hadapan gadis itu. "Jangan diapa-apain? Hmm.."

Rasanya Anara ingin menampar Rezo sekencang-kencang kekuatannya. Ia tidak percaya hari ini akan bertemu dengan iblis berwujud manusia dengan keadaan seperti ini.

"Lucu banget, ya?" tanya Rezo pada tujuh orangnya yang berdiri menyebar.

"Jijik, najis! Hina lo!" teriak Anara pas di depan muka Rezo.

"Anara," panggil Rezo sok lembut. "Bener kata lo, tiket ke neraka gue ilang. Makanya sambil nyari, gue mau tarik Daver supaya dia bisa nyemplung duluan."

Mendengar itu, Anara terbahak-bahak. Keras sekali dan cukup lama, membuat orang-orang di ruangan itu memandangnya heran termasuk Rezo.

"HAHAHAHAHAHAHA, LUCU LO, BADUT! LO PIKIR LO BISA LUCU KAYAK EVAN? MAU NGELAWAK LO DI DEPAN GUE? HAH? GAK MALU LO?" maki Anara penuh emosi. "GAK BISA NGELUCU LO ANJIIIR, GAK ADA OTAK!"

DAVENARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang