Kalau tidak ada cinta,
apa yang bisa membahagiakan manusia?
-Davenara***
Daver tidak mau mengundur lebih lama lagi. Saat waktu dimulai, ia mengambil langkah dan langsung memukul wajah Gema di bagian samping dengan bergairah berulang kali.
Dengan gesit, Gema menghindari serbuan Daver. Ia mengayunkan tangan dari bawah ke atas, menargetkan dagu Daver.
Pukulan Gema tepat sasaran dan sangat keras membuat Daver sedikit terhuyung. Meskipun sakit, Daver tidak ingin memberi celah untuk Gema. Ia meninju lurus wajah Gema dengan kekuatan tinggi.
Gema mundur beberapa langkah. Erangnya terdengar seisi ruangan membuat Anara menutup matanya ngeri. Ia tidak pernah melihat ini sebelumnya. Ini terasa begitu nyata dan menyeramkan.
Gema mengerang kesakitan, darahnya keluar dari hidung. Namun, ia tidak jauh buruk dari Daver yang sudut bibirnya melebam.
Tidak mau memberi kesempatan, Daver maju beberapa langkah. Gema yang melihat itu langsung memberi ancang-ancang untuk maju.
Daver tahu Gema hendak menipunya. Ia tidak merespons apa pun. Melainkan terus berjalan memutar ke belakang Gema walaupun Gema terus memantaunya.
Napas mereka berdua memburu. Tatapan Daver yang semakin elang seakan menembus penglihatan Gema.
Gema dapat melihat seberapa emosinya Daver saat ini. Tapi ia juga tahu bahwa dirinya tidak semudah itu terkalahkan.
Entah angin dari mana, Gema mengambil kesempatan sedikit untuk melirik gadis cantik yang sedari tadi menonton pertandingan ini.
Gema tersenyum pada Anara membuat cewek itu sadar bahwa ia dilihat. Iya, Gema tertarik pada Anara.
Melihat itu, Daver mengembuskan napasnya kasar. Ia maju dengan cepat dan langsung memiting leher Gema kuat-kuat. Seakan tidak memberi sedetik pun napas masuk ke dalam paru-parunya.
"LO MAU HABISIN ANARA JUGA SAMA KAYAK WAKTU LO HABISIN ELANA?"
Teriakan itu keluar dengan emosional oleh Daver. Jujur, saat mendengar itu, Anara luar biasa terkejut.
"Habisin?" gumam Anara yang terdengar oleh Bima.
Bima melihat Anara. Setelah itu, ia langsung berdiri dan mendekat ke ring buru-buru.
"UDAH BERAPA KALI LO NGAMBIL KEHORMATAN CEWEK, BANGSAT?! KAKAK GUE, SAHABAT GUE, DAN ANARA SELANJUTNYA?!"
Daver dengan rakus mengambil pasokan oksigen. Ia berteriak terlalu keras dan emosi, hingga urat-urat di lehernya terpampang nyata.
Daver kehabisan kesabaran. Ia tidak mau sampai orang-orang yang dikasihinya kehilangan masa depan. Apalagi oleh manusia geblek seperti Gema.
Gema mengerang kecil. Ia menahan napas saat lehernya diubah menjadi dicekik dengan keras. Ia memukul tangan Daver, namun sepertinya Daver tidak berniat untuk melepaskan.
"Daver," tegur Bima saat ia melihat Gema seperti kehilangan pandang. "Lo mau bunuh orang?"
Daver melihat Bima. Tangannya masih tidak berubah posisi. Namun, saat ia melihat gadis yang duduk di sana, ia melonggarkan cekikannya. Bahkan melepas cekamannya dari leher Gema dengan dorongan kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
DAVENARA [SELESAI]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Anara Emiley. Gadis yang memiliki kesabaran penuh ini jatuh hati pada mantan atlet kickboxing, Daver Negarald. Ada satu hal yang Anara suka dari Daver. Laki-laki itu perhatian. Di saat latar belakang keluarganya hancur...