43. Janji

4.4K 317 42
                                    

"The only man who deserves you is the one who thinks he doesn't."
-Davenara (unknown)

***

Drrrrt.. drrrrt..

Evan iseng mengetuk-ngetuk jemari ke MacBook, menunggu Elena yang dari tadi belum menjawab panggilan videonya.

Video call tidak pernah menjadi secanggung ini kalau tidak ada sesuatu aneh yang dirasakan Evan. Butuh beberapa menit baginya untuk bertapa dulu sebelum memutuskan untuk menelepon cewek itu. Jujur, ia merasa awkward.

"Halooo!" sapa Elena membuat Evan terperanjat. Menyadari hal itu, Elena tertawa. "Kenapa lo? Kayak liat setan aja!"

"Gue iseng-iseng doang vidcall lo, Bocil! Kenapa lo angkat sih?" balas Evan yang tidak disangka-sangka.

"Lah, masih untung gue angkat! Lagian kenapa isengnya ke gue? Rada-rada juga ya otak lo."

"Wadau, jutek kali lah kau." Evan menggaruk dagunya. "Habis ngapain lo?"

"Habis mandi, Genevan Bawel Rushier! Sok kepo deh lo. Udah ah gak usah tanya-tanya. Kayak bukan Evan," jawab Elena pedas. "Eh, gue mau tanya—"

Evan memotong, "Gak usah tanya-tanya. Sok kepo lo. Kayak bukan Elena."

"Eh, gak usah ikut-ikutan!" Elena mengomel, "gue mau tanya hal penting nih!"

Evan cengengesan. "Ya udah, buruan apaan? Mau gue matiin nih."

Elena berdecak. "Ngeselin banget. Gila ya lo?" Ia menghirup napas dalam-dalam, ceritanya untuk siap-siap mau bertanya. "Itu, soal Letta, lo gak kesian sama Rino?"

"Soal Letta tapi tanya tentang Rino itu gimana konsepnya ya, Na?" tanya Evan sarkas.

"Ih, udah jawab aja! Gue tau lo ngerti maksud gue."

"Ya kenapa gue harus kesian sama Rino? Emangnya itu orang kenapa?"

"Lo bego beneran apa cuma pura-pura sih?" Elena geregetan lama-lama kalau ngomong sama Evan. "Tadi itu loh, gak liat apa lo dari mukanya aja Rino pengen banget Letta masuk Zhenix. Maksud gue, gue sih gak masalah kalo Letta masuk.."

Elena memang menyatakan itu, tetapi sebenarnya masih ada keraguan di dalam dirinya.

"Gue liat sih kayak Daver, Anara, Fara, gitu-gitu pada gak setuju. Kalo gue emang gak tau apa-apa soal Letta jadi gue netral. Tapiii justru karena gue gak tau apa-apa, gue gak begitu ngerti juga karakter itu cewek. Takutnya sih tiba-tiba ngerasa gak cocok aja sama yang lain. Nanti bukannya nongkrong yang ada malah gelut lagi. Kan berabe, Na."

Elena mengangguk lambat selama Evan menjawab. Perkataan cowok itu banyak benarnya juga.

Evan menambahi, "Seharusnya kita bukan paksain diri supaya Letta masuk, tapi kita buat Rino ngerti kalau banyak dari karakter kita-kita yang gak cocok sama Letta meskipun gue gak tau apanya. Yang jelas, kalo diperhatiin dari kalimat Anara Fara tadi, kayaknya ada yang gak beres dari Letta. Gak tau dah, gue belum minta mereka berdua cerita."

Bukannya membalas sesuatu, Elena malah bertepuk tangan. "Wah, bisa serius juga lo, Van! Harus disodorin penghargaan nih!"

Evan memicingkan mata kesal. "Ngaco ya kalo gue serius? Orang-orang sampe pada takjub gitu."

DAVENARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang