05. Berlebihan

8.2K 634 93
                                    

"Kalo emang gak suka, seenggaknya jangan bikin gue berharap."
-Anara Emiley

***

Daver benci ketika menjadi bahan suruhan guru. Seperti sekarang, langkah gontainya membawa dirinya ke ruang olahraga.

Walaupun menggemari pelajaran ini, tetap saja, Daver malas jika disuruh mengambil sesuatu yang menjadi kebutuhan belajar teman-temannya.

Daver membuka pintu ruang olahraga di hadapannya. Sialnya, ia bertepatan dengan Alvano yang sedang meletakkan bola futsal.

Sungguh merupakan suasana yang canggung bagi keduanya. Meskipun mereka laki-laki yang harusnya memiliki sikap tidak peduli, tapi tidak bisa dipungkiri kalau keadaan ini memang awkward.

"Eh, ada atlet," ucap Alvano dengan nada sindiran. Ia tertawa singkat.

Daver menoleh padanya dengan tatapan aneh. Daver tidak senang. "Apa maksud lo?"

"Atlet kick boxing kita," ucap Alvano lagi. Ia menggerakkan tangannya seperti menanda kutip kata kick boxing.

Wajah Alvano terlihat begitu meledek dan meremehkan. Daver sampai heran bisa melihat wajah manusia yang semenyebalkan ini.

Daver meraih dua bola basket dan dipegangnya erat. "Tau dari mana lo?"

"Tau apa?"

"Kick boxing."

Alvano mengangkat sebelah alisnya. Tatapannya merendahkan. "Emangnya beneran lo atlet kick boxing?"

"Lo tau dari mana?" ulang Daver dengan penuh penekanan. Ia sangat kesal melihat wajah Alvano. Bisa saja Daver membuat memar lagi cowok itu. Bahkan sangat mudah.

"Bohong, kan, lo?" Alvano tertawa kemudian.

"Gak penting lo." Daver tidak mau menanggapinya lagi. Ia melangkah pergi meninggalkan Alvano yang masih diam di tempat.

Sejak kejadian kemarin, tingkah Alvano menjadi sangat menyebalkan. Daver tidak mau menanggapi sikap Alvano yang menjengkelkan lebih dalam lagi.

Saat Daver sudah keluar dari ruangan itu dan beranjak berjalan ke lapangan, Alvano meneriaki namanya.

Daver memutar bola matanya malas. Ia hanya menolehkan kepala. Bahkan hendak melihat wajah Alvano saja, Daver ogah.

Alvano berseru, "Buktiin ke gue kalo lo emang atlet kick boxing!"

Daver terkekeh. Ia memutar tubuhnya dan berkacak pinggang. "Mau bagian mana yang remuk?"

"Alah, jangan ngomong doang, lo!" cetus Alvano lagi-lagi membuat Daver menarik napasnya dalam.

"Gue gak serius aja lo udah bonyok kemaren. Heran, gak ada malunya."

Ucapan Daver berhasil membuat Alvano malu dan kesal di saat yang bersamaan. Ia menggertakkan giginya. Alvano hanya diam memikirkan kata-kata untuk membalas Daver.

Namun tidak ada kalimat lagi yang terlintas di benaknya. Alhasil, Alvano hanya menatap Daver horor dan berbalik untuk pergi ke kelasnya.

DAVENARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang