"The longer you stay, the stronger you are."
-Daver Negarald***
Drrrrttt!
"Handphone lo, Ra." Letta menunjuk ponsel Anara yang bergetar di meja dengan dagu. Ia membaca nama yang tertera. "Daver tuh."
"Kok bunyi telepon kita sama Ra," gumam Elena bingung.
Anara mengangkat alisnya. Ia mengangkat panggilan masuk tersebut.
"Halo, Dav? ..."
"Starbucks ..."
"Ooh, oke .."
"Iya, hati-hati, jangan ugal-ugalan."
"Byeee~"
Begitu Anara mematikan sambungan, Elena langsung bertanya, "Dia bilang apa, Ra?"
"Dia mau nyusul soalnya lagi di bengkel sekitaran sini. Tuh yang di depan sana," ucap Anara. Ia melirik Fara. "Bareng Ander."
Garis muka Letta ikut naik ketika Anara sedikit senyum guna meledek Fara. "Ekhem.."
Merasa diperhatikan, Fara menatap keduanya. "Hah? Apaan?"
"Enggak, gapapa." Anara menggelengkan kepala.
Beberapa minggu kemudian setelah masuknya Letta ke Zhenix. Angkatan Anara dibuat semakin lelah oleh penuhnya jadwal try out dan pendalaman materi.
Karena mau refreshing, Anara mengajak Fara dan Letta untuk nongkrong di Starbucks saat pulang sekolah.
Untungnya, Fara dijemput oleh supir seperti biasa sshingga mereka gak perlu keluar ongkos buat ke tempat. Mereka juga gak lupa jemput Elena di SMA Metana buat ikutan.
"Ta, lo deket banget ya sama Rezo?" Anara bertanya sambil melepas kertas yang menutupi sedotannya.
"Gitu deh. Tinggal serumah gimana gak deket?" Letta cekikikan. "Ya walaupun gak sedarah, orang yang sering ketemu di rumah cuma dia doang sejak gue kecil."
"Random banget lo bahas Rezo." Fara menyahut.
Anara menancapkan sedotan ke lubang minuman. "Habisnya waktu itu kan kita ketemu dia di sini."
Elena sedikit gelisah. "Jangan dibahas lagi, please."
"Eh, iya-iya, sorry." Anara mengelap bibirnya. "Kok sedotannya begini sih? Aneh dah."
"Buat kurangin penggunaan plastik lah," jawab Fara. "Emang gak enak sih jadi benyek-benyek."
Letta asyik menikmati cheesecake-nya. "Udah lama kali diganti."
"Cobain dong, Ta!" Elena memajukan tubuhnya agar Letta mudah menyuapi. "Ih, enak banget dah. Mirip punya Harvest."
"Iya kan? Makanya gue pesen mulu."
"Enakan Harvest lah gila," cetus Anara tidak terima.
Elena membalas, "Gue lebih suka ini dah."
"Masa lo gak pernah nyobain cheesecake Starbucks, Na?" Fara heran, soalnya mereka sering ke Starbucks.
Elena tiba-tiba ingat akan satu topik yang ingin ia bahas ini. "Eh, pada ambil apaan lo buat ujian?"
"Gue Biologi lah, anjir." Fara pasrah. "Pake ditanya lagi."
![](https://img.wattpad.com/cover/160857726-288-k238229.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVENARA [SELESAI]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Anara Emiley. Gadis yang memiliki kesabaran penuh ini jatuh hati pada mantan atlet kickboxing, Daver Negarald. Ada satu hal yang Anara suka dari Daver. Laki-laki itu perhatian. Di saat latar belakang keluarganya hancur...