41. Letta

5K 321 123
                                    

"She is a mess,
but she is a masterpiece."
-Barbara Letta (l.x)

***

Rabu.
09. 30 WIB.

Daver, Anara, dan Letta tidak masuk sekolah pada hari Selasa kemarin. Mereka memiliki urusan masing-masing yang tidak bisa ditoleran. Daver harus menjalani rawat jalan di rumah sakit untuk mengobati luka-lukanya, Anara harus menghadiri sidang perceraian kedua orang tuanya, dan Letta harus menghadiri pemakaman kakak tirinya, Rezo.

Tetapi hari ini semuanya masuk seperti biasa. Walaupun Daver masih memiliki banyak luka dan perban di beberapa bagian tubuhnya, laki-laki itu mengkokohkan diri untuk masuk. Padahal tidak biasanya ia memaksakan diri seperti ini mengingat ia adalah tipe cowok yang malas sekolah.

"Kalian beneran gak ada yang mau cerita apa-apa, nih?" Fara bisa dibilang bete karena dari tadi Daver dan Anara tak kunjung bicara. "Kenapa gak masuk kemarin? Terus si Daver kenapa kayak maling habis dikeroyok warga?"

"Gak kenapa-napa gue, Far." Daver menjawab seadanya.

Fara mengetuk kening Daver menggunakan pensil. "Gak kenapa-napa palelu! Dikira gue anak kecil? Dagu sama pipi lo aja lebam, hidung lo ada bekas darah kering—"

"Daver gak masuk gak ada hubungannya kok sama gue yang kemarin juga gak masuk," sela Anara tidak jelas. Memang Anara belum mau menceritakan apa pun yang berhubungan dengan orang tuanya kepada Fara termasuk sidang perceraian tersebut.

Fara melipat tangannya di depan dada. Bingung menghadapi kedua sahabatnya. "Ya udah kalo gak mau cerita."

"Gue sama Daver ke UKS dulu ya, Far." Anara memegang pelan lengan Daver. Ia melambaikan tangan pada Fara. "Babaiii~"

"Hih, aneh, ih!"

🥀🥀🥀

Bersembunyi di balik dinding sekolah, Gema menarik tangan Letta yang barusan lewat. Ia betul-betul mau tahu kronologis cerita di balik fakta yang menyatakan bahwa Letta adalah 'mata-mata' Rezo di Ravalis.

"Gue mau ngomong." Gema tidak basa-basi.

Letta yang ogah tangannya disentuh Gema pun langsung mengempas tangan cowok itu. Wajahnya menunjukkan bahwa dirinya tidak suka diganggu. Namun, supaya semuanya jelas dan selesai, ia segera duduk di kursi terdekat.

Gema berdiri. Tubuhnya bersandar pada dinding dan lurus menghadap Letta.

"Apa yang mau lo tau?" tanya Letta ketika Gema belum juga memulai pertanyaan.

"Kenapa?" Gema ambigu.

"Apaan?"

"Kenapa lo gak bilang dari awal kalo lo adik tiri Rezo?"

Letta seketika berkaca-kaca mendengar nama itu. Namun, ia segera menghapus setitih air bening yang keluar dari matanya sebelum Gema melihat.

Letta menjawab dengan cuek. "Karena gak penting buat kalian tau. Lagipula kalo gue kasih tau, misi Rezo gak bakal berhasil."

"Gue paham banget sebesar apa dendam Rezo sama Daver waktu dia cerita ke gue soal keluarganya. Makanya mau gak mau gue bantu dia," lanjutnya.

DAVENARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang