22. Zhenix

5.1K 377 40
                                    

"Our memories are togetherness."
-Zhenix

***

"Telat hampir dua jam. Good," sambar Evan saat Daver dan Anara masuk ke pekarangan rumah Elena.

Daver mendekati cowok-cowok, sedangkan Anara langsung berlari memeluk Elena dan loncat-loncat kegirangan. Mereka sudah lama sekali tidak bertemu, makanya sesenang itu.

"Eh, aw, sakit." Anara mengeluh spontan saat Elena menyentuh lengannya.

Elena melepas pelukannya. Ia melihat lengan Anara yang sebenarnya tertutup hoodie. "Eh, maaf, maaf. Kenapa?" tanyanya sambil melihat tubuh Anara.

"Gapapa, hehehe," cengir Anara.

"Btw, gak sekalian lo dateng jam dua belas, ha?" Elena menoyor kepala Anara, lalu melihat Daver. "Lama banget, ngapain aja?"

"Iya, terus lo berdua habis ngapain? Kok, bisa bareng?" sambung Ander setelah memakan bakso bakarnya.

"Tadi, kan, habis ngetutor adeknya si Evan sama temen-temennya buat lomba. Habis itu ke apartemen gue dulu buat siap-siap. Sekalian aja bareng Anara."

Banyak hal yang tidak Daver jelaskan pada teman-temannya. Hari ini begitu panjang dan melelahkan baginya. Bagi Daver, mereka tidak usah tahu itu semua. Terlalu ribet dan rumit kalau diceritakan. Belum lagi pertanyaan konyol yang nantinya keluar dari mulut teman-temannya.

"Ra, mau apa?" teriak Fara yang lagi sibuk bakar-bakaran bersama Rino. "Ada sosis, jagung, ikan, daging, bakso, maunya apa?"

"Ada marshmallow juga, tuh." Rino menyahut.

"Eh, iya ada juga. Mau gak?"

Anara melihat Fara, lalu menghampirinya. "Boleh, satu. Bikinin dong, hehehehe."

"Dari tadi Fara jadi babu kita. Makasih, loh, Far," teriak Evan cengar-cengir. Ia asyik makan bakso bakar sampai mulutnya celemotan.

Fara menatapnya sinis. "Daripada ngomong, mending makan dulu ampe habis."

Evan mengacungkan jempol. "Iya, Ibu Bos. Matanya biasa aja dong."

Fara mendumel. Ia kembali mengawasi marshmallow yang digenggamnya di atas bakaran.

"Daver mau apa?" tanya Fara.

"Marshmallow dong, Far," balas Daver.

Fara mengangguk. "Oke."

"Galak-galak makannya marshmallow. Cute amat," canda Rino.

Mendengar itu, Daver menghampirinya dan menjambak rambut cowok itu. Mereka berdua sama-sama tertawa. "Mau lo yang gue makan?"

"Ih, makan temen," sambar Ander menunjuk Daver dengan tampang jijik.

Daver balas melihat Ander. "Diem lo."

"Daver, minum apa?" tanya Elena sambil menuangkan satu-satu coca cola ke cangkir.

"Apa aja yang penting bukan air kencing. Buruan, Na. Haus gue." Daver memegang tenggorokannya.

DAVENARA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang