Semangat bacanya yaaa gais hehe ❤🌛🌛🌛
Della terus menghela nafasnya gusar. Cewek bermata biru itu mengetuk ngetuk kan pulpennya di dagu karena bingung mengisi soal kimia yang berada di hadapanya. Biasanya ia selalu di bantu oleh Tasya, tapi kini ia harus mengerjakannya sendiri karena Tasya tidak menemaninya duduk di sebelahnya hari ini.
"Yelah segala gak masuk lagi ni bocah." gumamnya sambil melirik bangku kosong di sebelahnya.
Della tidak tau kalo sebenarnya Tasya masuk tapi dia telat dan sekarang sedang di hukum.
Della menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan berdecih pelan. Ia frustasi terhadap soal kimia nya. Tidak ada cara lain, Della mulai menyalakan ponselnya diam diam hendak searching . Della pun berhasil menemukan jawabanya.
"Brain.ly doang emang ter debes." Pekik Della sambil tersenyum kemenangan. Della pun segera menyalinnya ke buku.
"Della, sedang apa kamu?" Tanya bu Citra--guru kimia yang di kenal killer.
"Eh, èè.. ini bu ada telfon dari mama saya." jawabnya kikuk yang kepergok sedang memainkan hp nya di dalam kelas.
'maapin Della God, della lie' batin Della.
"Kalo mau telfon, di luar sana."
"Nggak bu, udahan kok hehe." jawabnya bak orang tablo, dan di angguki bu Citra. Della selalu bisa mengeles dan selalu lolos dalam hal kepergok.
Tung udahan copy nya.
🌘🌘🌘
Kini Tasya sedang berhadapan dengan tiang bendera sekolahnya, sendirian di bawah teriknya matahari yang membuat keringatnya terus membasahi pelipisnya. Bahkan sesekali Tasya memijat pelipisnya yang terasa pusing, sudah hampir setengah jam Tasya berdiri di sana.
Tasya tidak terlalu malu, karena memang ini sudah masuk jam pelajaran, Tasya tidak di perbolahkan mengikuti jam pelajaran pertama.
"Gosong dah ini mah." Keluhnya lalu menghela nafas lelahnya.
Di satu sisi, Zayn keluar dari toilet pria dekat lapangan. Zayn yang ingin kembali ke rooftop mengurungkan niatnya karena melihat Tasya sedang hormat di lapangan sendirian.
'Dia di hukum?kenapa?' Batin Zayn sangat penasaran.
Zayn bisa melihat jelas gerak-gerik Tasya, ia melihat kaki Tasya yang mulai gemetar dan tubuhnya yang sudah terlihat lemas.
Benar saja, gadis itu melayang ke belakang hendak jatuh, tapi saat Zayn ingin berlari menyelamatkannya, seseorang sudah lebih dulu menangkap tubuh Tasya dan segera membawa Tasya dengan menggendongnya ala bridal style ke UKS.
Zayn mengehela nafas kasarnya saat melihat siapa yang menolong Tasya.
'Hobby banget ya ngerebut apa yang gue inginkan?' Batinnya.
Diam-diam Zayn berlari ke ruang guru, hendak memanggil bu Sarah--dokter sekolahnya. Zayn segera masuk ke ruang guru setelah sampai.
"Bu Sarah." panggilnya.
Bu Sarah pun menoleh meihat Zayn di ambang pintu dengan nafas ngos ngosan.
"Ada apa Zayn?" Sahut bu Sarah.
"Ke UKS, ada yang pingsan." Kata Zayn dan di angguki bu Sarah.
Sebelum mereka berdua pergi, Zayn melirik bu Tia yang ada di sana juga, Zayn tau pasti bu Tia yang sudah menghukum Tasya.
3 detik berlalu, Zayn mengikuti bu Sarah yang sudah berjalan lebih dulu.
Ketika sampai di UKS, Bu Sarah segera memeriksa Tasya yang sudah berbaring di kasur UKS, sedangkan Zayn hanya berdiri di luar UKS dengan tangan di masukan ke dalam saku celananya, berharap bu Sarah keluar dan memberi kabar baik. Eh. Zayn khawatir?
Setelah 3 menit. Seseorang keluar dari UKS membuat Zayn menengok melihat siapa orangnya, mata mereka bertemu beberapa detik.
'Ngapain dia di sini?' Batin Ranggi lalu pergi meninggalkan Zayn.
Tak lama Ranggi pergi, Bu Sarah pun keluar dari UKS membuat Zayn berdiri tegak.
"Zayn, kamu temani Tasya dulu ya di dalam, ibu ke kantor dulu, nanti kalo dia udah sadar kasih dia minum ya?" Jelas Bu Sarah.
Zayn mengangguk dan masuk ke dalam UKS setelah bu Sarah pergi.
Zayn melihat wajah pucat Tasya. Lalu duduk di kasur seberang menghadap Tasya. Zayn yang melihat gerak-gerik Tasya akan sadar segera mengambil minum untuk gadis itu.
"Aw." Ringis Tasya sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.
"Nih, minum." ucap Zayn mengulurkan segelas air putih untuk Tasya. Tasya menatap wajah datar Zayn dan menerima gelasnya.
'Kok dia di sini? Trus kok gue di sini juga?' Batin Tasya sambil meminum air putihnya dan terus menatap Zayn.
"Lo pingsan."
Uhuk!
Tasya membulatkan matanya mendengar ucapan Zayn yang seolah olah tau apa yang ia fikirkan.
'Eh dia cenayang?'
"Makanya jangan liatin gue terus."
Zayn tertawa kecil.Baik. Zayn jarang sekali tersenyum pada siapa pun. Percayalah, semua cewek yang melihat fenomena ini pasti akan salto.
Jujur ini adalah yang pertama kalinya Tasya melihat Zayn tersenyum. Kini jantungnya seperti ingin meloncat dari dalam karena cowok itu terlihat lebih tampan.
'Ya Tuhan, manis banget, jangan bilang gue orang pertama yang liat dia senyum.'
"Ih siapa juga yang ngeliatin lo, GR." Ketus Tasya sambil meremas gelas yang masih ia pegang entah untuk apa.
"Udah mendingan?"
"Udah kok." 'kan lo yang ngobatin, hehe' sambungnya dalam hati.
"Lo yang gendong gue ke sini?"
Zayn menggeleng. Membuat Tasya mengerutkan alisnya dan memajukan bibirnya beberapa centi.
'Loh kalo bukan dia, siapa? Ya kali gue terbang?'
"Ranggi yang bawa lo ke sini." Kata Zayn dengan wajah kembali datar.
'Kenapa raut wajahnya berubah gitu?'
"Tapi kok Ranggi gak ada di sini?" Tanya Tasya dan mendapat gidikan bahu dari Zayn tanda tak tau.
Zayn teringat kepada kedua temannya yang ia tinggalkan di rooftop, Zayn segera mengetikan pesan untuk kedua temannya agar tetap menunggunya di sana.
Kring...
Bel istirahat berbunyi membuat semua murid keluar dari kelasnya.
Brak!..
Della dan Fara membuka pintu UKS dengan kasar membuat Zayn dan Tasya menoleh ke arah mereka.
"Tasyaaaa! huaaa lo kenapa?" Heboh Fara memeluk Tasya tiba tiba.
"Eh ada Zayn handsome, ngapain di sini?" Tanya Della melihat Zayn duduk di kasur sebrang Tasya.
"Gue pergi." Kata Zayn dingin lalu berdiri hendak keluar dari UKS.
"Zayn." panggil Tasya membuat zayn berhenti dan menoleh ke arahnya.
"Makasih ya." kata Tasya tersenyum dan di balas anggukan dari Zayn lalu keluar dari UKS.
"Ih kok gak di answer sih, malah go." Keluh Della mengerucutkan bibirnya membuat kedua temannya terkekeh.
"Eh udah hug nya, my pren gak bisa breath ntar." ujar Della lagi memisahkan Fara dari pelukan Tasya.
🍀🍀🍀
Ada yang baper gak pas zayn senyum?Dapet gak sih feelnya? :(
Jangan lupa votment guys, ily 😄❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYNTASYA
Teen Fiction(COMPLETED) Zayn Revaro, di akui sebagai primadona sekolah SMA Pelita Bintang karena wajahnya yang tak karuan tampan. Terbiasa mendapati orang lain dekat dengannya hanya karena harta, membuat seorang yang di juluki 'Most Wanted Boy' itu tumbuh menj...