44. Teror?

16.5K 669 12
                                    

Happy Reading

***

"Gue juga nggak tau, Sya. Setiap guru yang lagi absen di kelas gue nggak pernah nyebut nama Zayn lagi," kata Fara kepada Tasya.

Tasya melamun, kemana sebenarnya cowok itu. Zayn pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Tasya jadi takut. Dia takut cowok itu akan meninggalkannya lagi. Baru saja ia menemukan sosok yang bisa membuatnya merasa terlindungi, tapi kenapa itu tidak bertahan lama.


"Yaudah, lo sabar aja ya, cowok mah gitu, suka ngilang, tapi gue yakin dia gak bisa lama-lama jauh dari lo, kok," Fara menepuk pundak Tasya dua kali.

"Gue kelas," pamit Fara.

Tasya melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Namun, tubuhnya tiba-tiba bertubrukan dengan seseorang, mengakibatkan kertas yang orang itu bawa terjatuh ke lantai.


Dengan cepat cowok itu berjongkok dan memunguti kertas yang jatuh itu ketika Tasya berjongkok akan mengambilnya.

"Gak usah, biar gue aja." tukas Alvin sambil dengan gercep mengambil lembar demi lembar yang berserakan.

"Gue bantu,"

"Gue bilang gak usah." Suara Alvin yang terdengar memaksa membuat Tasya terdiam dan kembali berdiri.

Alvin berdiri setelah memastikan tidak ada lagi kertas yang terisisa di lantai.
"

Cuma kertas doang, elah," kata Alvin


"Sorry, ya, Vin, tadi gue..,"

"Wess selow ae, Sya. Oke gue duluan,"

Alvin sedikit berlari menjauh, Tasya menatap kosong punggung Alvin sampai menghilang. Ia benar-benar tidak fokus. Yang ada di fikirannya cuma satu, 'dimana Zayn sekarang?'

***

Semenjak Della meninggalkannya, Tasya lebih sering menghabiskan waktunya sendiri di sekolah. Mulai dari ke kantin, ujian praktek olahraga, atau membaca di perpustakaan. Bukan ia tidak mau bergaul, namun, akhir-akhir ini ada yang aneh. Entah mengapa semua orang seperti menjauhinya kecuali Fara, Alvin dan Rafa. Beberapa kali juga ia mendengar gosip yang tidak-tidak dari murid-murid tentang dirinya. Sungguh membuatnya frustasi.

Dan seperti sekarang, Tasya duduk di kantin sendirian hanya di temani dengan semangkuk siomay dan segelas teh manis tanpa es.

"Sendirian aja," seseorang duduk di hadapan Tasya tiba-tiba.

Tasya melamun menatap orang itu, tak lama ia tersenyum tipis. "Iya,"

"Kenalin, gue Vira." Vira mengulurkan tangannya dan langsung di balas hangat oleh Tasya. "Tasya,"

"Iya udah tau, kok," Vira terkekeh.

"Zayn kemana?" Pertanyaan itu berhasil membuat Tasya termenung. Bingung mau jawab apa. Bahkan hampir semua orang betanya-tanya tentang ini.

Tasya hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Sya, gue boleh minta tolong?"

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang