33. Amarah

21.6K 893 22
                                    

Happy Reading

***

Bugh!

Satu pukulan keras itu mendarat tepat di wajah pria yang sudah berani memangku Tasya. Tasya pun berhasil lepas dari pria itu karena pria itu sudah terjungkal. Kini Tasya berdiri mematung sambil terus menangis melihat keduanya adu jotos.

Orang yang menolong Tasya itu menarik kerah pria itu agar bangun.
"Brengsek!"

Pria itu membalas pukulan pada cowok muda itu tak kalah keras sehingga sudut bibirnya mengeluarkan cairan merah membuat nafas cowok itu semakin memburu dan kembali melayangkan pukulan. Tasya semakin terisak saat melihat cowok yang menolongnya terus membabi buta pria itu tanpa ampun, bahkan pria itu sudah terlihat tak berdaya atas pelakuan cowok ganas itu sampai tak mampu membalas pukulan cowok itu lagi.

"Beraninya lo sentuh dia, anjing!"

Tidak ada ampun, cowok itu terus memukuli pria yang sudah menyentuh perempuan tak bersalah itu. Tidak peduli wajahnya sudah penuh dengan luka. Tidak peduli juga semua orang yang ada di sana menatapnya ngeri. Kilatan api terlihat jelas di mata cowok itu di tambah rahang kokohnya yang mengeras. Amarahnya sudah meluap seperti api yang di beri bensin.
Bahkan Tasya tidak tau apa yang harus ia lakukan, ia terlalu takut untuk sekedar memisahkan. Tasya tidak percaya orang itu bisa semarah itu.

Tidak ada yang berani memisahkan keduanya membuat Tasya semakin pusing melihatnya. Sampai akhirnya seseorang menghentikan perkelahian keduanya. "Zayn, udah!"

"Bangsat!" Zayn menendang perut pria itu keras sampai orang itu terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya.

Benar, cowok itu adalah Zayn, Zayn Revaro. Ia memang sosok yang selalu terlihat dingin. Namun, ini lah salah satu sifat aslinya. Ia bisa berubah menjadi singa lapar ketika apa yang ia punya di sentuh dengan mangsanya. Sekarang, Zayn berhasil membuat pandangan orang yang melihatnya menjadi berubah 180° walau beberapa cewek justru terkagum karena keberaniannya.

Alvin berhasil memisahkan keduanya. Pria itu sudah tergeletak dengan mata tertutup dan Zayn mengusap kasar cairan merah yang keluar dari sudut bibirnya.

"Zayn," gumam Tasya lemah sebelum matanya akhirnya tetutup.

Zayn menoleh dan dengan cepat menagkap tubuh Tasya yang ambruk kemudian ia gendong keluar menuju mobilnya berada si susul Alvin.

Alvin yang peka segera membuka pintu mobil Zayn membiarkan Zayn membawanya masuk.

"Bawa mobil Tasya," Zayn melempar kunci mobil Tasya yang sempat terjatuh pada Alvin kemudian ia memutari mobilnya dan segera membawa Tasya pulang.

"Sial,"

***


Tasya membuka matanya perlahan kemudian mengerjapkannya beberapa kali. Alisnya mengkerut karena kepalanya merasa pusing. Kemudian ia mulai sadar bahwa ia sudah berada di kasurnya. Tasya tidak ingat apapun, yang Tasya ingat terakhir kali adalah melihat Zayn datang dan berkelahi dengan seorang pria tadi malam. Namun, sekarang dirinya sudah berada di kasurnya dengan keadaan baik-baik saja.

Seoalah kini benar-benar ingat kembali, gadis itu terduduk cepat dan memikirkan Zayn secara tiba-tiba. Apa cowok itu baik-baik saja setelah berkelahi semalam? Hanya itu sekarang yang ada di fikiran Tasya. Gadis bermata hazel itu mengibaskan selimut yang menutupi tubuhnya dan segera menuju kamar mandi untuk bersiap ke sekolah. Setelah rapih semuanya, Tasya turun dari lantai dua.

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang