49. Melupakannya?

18.4K 700 34
                                    

Happy Monday 🌵

***

Tasya menggeleng kuat bukan karena tidak mau, namun ia rasa tidak bisa. Mana mungkin bisa Tasya melupakan cowok yang telah membuatnya nyaman di sisinya dan membuat hari-harinya menjadi berwana? Sulit. Nyatanya, kehadiran cowok itu dalam kehidupannya berpengaruh besar dalam hidupnya.

"Nggak, mana mungkik aku lupain Zayn?"

"Kamu bisa kalo kamu mau berusaha, atau kamu akan terus seperti ini selamanya."

"Aku ngantuk, mau tidur." Tasya sengaja mengalihkan pembicaraan. Tidak ingin meneruskan membahas soal ini dengan Bundanya.

Mengerti maksud putrinya, Gea beranjak dari kamar Tasya menuju lantai bawah.

***

Perutnya meminta jatah makan setelah menguras tenaga untuk mengerjakan setumpuk tugas, bukan hanya miliknya namun ia juga di minta untuk mengerjakan tugas teman-temannya. Dengan kata lain, memaksa.

Kali ini Tasya membeli bakso dengan segelas temon tea hangat, karena cuaca sedang mendung.

Ketika sedang asik melahap bakso, seseorang duduk di hadapannya dengan semangkuk mi ayam. Lantas Tasya mendongkak melihat orang itu.

Dahinya mengeryit bingung. Setelah menelan baksonya, Tasya berucap, "loh, kok masih di sini?"

"Emang harusnya di mana? Di hati lo, ya?" Ranggi terkekeh geli.

Tasya masih menatap heran Ranggi.

"Gue bercanda, elah," gurau Ranggi sambil melahap bakso Tasya tanpa izin pemiliknya.

"Iya gue tau. Terus kenapa lo di sini?" tanya Tasya lagi.

Masih ingat bahwa Tasya dan Ranggi terpilih untuk ikut seleksi lomba yang akan di adakan di Malaysia? Nah ini, sepengetahuan Tasya, Ranggi terpilih dalam seleksi itu dan dia tidak. Dan seharusnya, Ranggi masih ada di Malaysia sekarang.

"Males," jawabnya datar.

"Belagu banget, hih,"

"Suka-suka gue dong,"

"Dih, songong."

"Masalah buat lo?"

"Jangan buat nafsu makan gue ilang, deh, Nggi." Tasya mencebikan bibirnya gemas.

Ranggi terkekeh dan mencubit pipi kanan Tasya. "Gemes, deh, sama sahabat gue yang satu ini, unch."

Tasya mencoba menepis tangan Ranggi dari pipinya dan berhasil. "Apansi, Nggi, jijik tau."

"Ya sorry, habis lo gemesin kalo lagi marah, gimana gue nggak naksir." Ranggi terbahak sambil memegangi perutnya. Sedangkan Tasya hanya tersenyum miris melihat Ranggi.

"Tapi gue nggak suka sama lo, gimana doang?"

"Udah tau,"

Keduanya melempar senyum manis dan tertawa, lalu menikmati makanan mereka masing-masing. Terserah jika kalian beranggapan bahwa Ranggi adalah PHO, namun sekarang tugasnya hanyalah menjaga Tasya selagi Zayn tidak ada. Ia hanya ingin menghibur gadis itu. Dan Ranggi sudah tidak berharap pada Tasya. Ia hanya menganggap Tasya sebagai sahabat, benar-benar sebatas sahabat perempuannya.

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang