Alhamdulillah author dah sehat jadi bisa up lagi, tapi.... bantu aku share cerita ini boleh? Hehe.
Happy Reading
♡♡♡
Zayn duduk di meja belajarnya, tangannya memainkan kalung indah berbandul silver yang ia pastikan milik Tasya yang hilang. Ia menemukannya di dasar kolam renang kemarin, setelah Tasya pulang, ia berenang mencari kalung itu.
Dengan gerakan cepat Zayn segera menyimpan kalung itu di laci meja belajarnya ketika sesorang mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamarnya.
"Kamu belum tidur Zayn?" Tanya Sisca dan Zayn menggeleng sebagai jawaban.
"Bagus deh, yuk ke bawah kita makan malam, ada Grace" kata Sisca membuat anak laki-lakinya menatapnya datar.
"5 menit," ucap Sisca lagu pergi keluar kamar Zayn.
Zayn menghela nafasnya pasrah dan mengusap wajahnya, semakin bingung dengan kedua orang tuanya.
Sisca dan Roby mengundang keluarga Grace untuk makan malam di malam minggu tanpa sepengetahuan Zayn. Kedua orang tua nya ingin Zayn lebih dekat pada Grace juga.
Memang Zayn sedikit berbeda dengan cowok lainnya. Ketika yang lain keluar di malam minggu untuk bersenang-senang dengan pacarnya atau sekedar nongkrong maka berbeda dengan Zayn, cowok itu memilih di rumah dan bermain ponsel. Karena baginya, semua hari itu sama.
Maka dari itu jika ia ingin bersenang-senang, maka tidak harus malam minggu.
Satu lagi. Zayn menyesal malam ini ada di rumah.
Dengan amat terpaksa Zayn menuruni anak tangga rumahnya dengan celana coklat selutut dan kaus warna gray pendek, serta rambut yang sedikit berantakan namun tak mengurang kadar ketampananya. Sudah ada papa dan mamanya beserta keluarga Grace. Grace tersenyum melihat Zayn duduk di hadapannya.
"Ayo di makan," Kata Sisca dan di angguki semuanya,
"Gimana kencan pertama kalian?" Tanya Roby
Ups. Hampir saja Grace tersedak akibat pertanyaan Roby. Grace berhenti mengunyah dan menatap wajah tenang Zayn.
"Seneng dong Om," jawab Grace seadanya.
"Panggil papa aja" kata Roby dan Grace hanya tersenyum.
"Zayn ngantuk," Zayn berdiri dan pergi ke kamarnya tak menghiraukan panggilan papa dan mamanya.
Hanya sekitar 8 menit Zayn duduk dan hanya makan satu pizza yang di sediakan. Ia terlalu malas untuk berbincang malam ini. Jangan kan berbincang, mendengar saja ia malas. Entah mengapa.
"Maafin Zayn ya?" Ujar Sisca kepada keluarga Grace,
"Nggak papa, mungkin masih canggung." jawab Fitri dan di angguki Marcel
♡♡♡
Tasya keluar dari kamar mandi nya lesu dengan tengtop dan celana jeans biru navy serta handuk di kepalanya menutupi rambut nya. Tasya membuka handuk di kepalanya, menjepit rambutnya di tengah-tengah handuk lalu menggesek gesekannya agar cepat kering.
Tasya masih memikirkan kalung nya yang hilang, ia juga tidak tau kabar Zayn yang mengatakan akan menemukan kalung miliknya. Tasya tidak ingin benda itu hilang, bukan karena harganya yang mahal melainkan itu adalah pemberian seseorang yang sampai saat ini ia sayangi bahkan..cintai.
Cling..
Ponsel Tasya berbunyi menandakan notifikasi masuk. Tasya mengambil ponsel nya di meja nakas dan membukanya. Alisnya mengkerut saat melihat siapa nama pengirim pesan di ponsel nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYNTASYA
Teen Fiction(COMPLETED) Zayn Revaro, di akui sebagai primadona sekolah SMA Pelita Bintang karena wajahnya yang tak karuan tampan. Terbiasa mendapati orang lain dekat dengannya hanya karena harta, membuat seorang yang di juluki 'Most Wanted Boy' itu tumbuh menj...