16. Jalan

27.5K 1.3K 21
                                    

Aku senang, kau tidak sedingin yang aku kira.

                                ♡♡♡

Tasya, gadis itu kini sedang menunggu taxi yang lewat untuk mengantarnya pulang setelah 2 jam berlatih musik di sekolahnya.

Mungkin Tasya sudah bisa bermanja dengan kasurnya saat ini jika memesan taxi online, tapi baterai ponselnya habis dan ponselnya mati sehingga ia tidak bisa memesan taxi online dan harus menunggu taxi manual.

Bosan. Itu yang sedang Tasya rasakan Sudah hampir 20 menit kakinya berdiri tegak menunggu taxi di seberang sekolahnya, tapi kendaraan itu tak kunjung datang membuatnya menghela nafas lelah nya dan berdecak.

Sebuah mobil berhenti di hadapan Tasya, bukan, bukan taxi, melainkan mobil sedan pribadi berwarna silver. Seseorang di dalamnya membuka kaca pintu membuat Tasya membungkuk dan melihatnya.

"Sya, ngapain masih di sini?" 

"Eh, Acha, ini gue lagi nunggu taxi." jawab Tasya dengan mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah kalo gitu pulang sama gue aja," ajak Acha membuat mata Tasya berbinar.

"Serius? Gue nggak ngerepotin?"

"Gapapa, lagian arah rumah kita searah kok."

BOOM! Tasya berhasil mengerutkan alisnya. Bagaimana Acha tahu arah rumahnya? Sedangkan ia baru kenal tadi. Tidak mungkin kan Acha cari tahu rumahnya dengan mengikutinya? Ah tidak masuk akal.

Ya, sebenarnya Acha pernah mengikuti mobil Zayn ke rumah Tasya tanpa sepengetahuan mereka.

"Ayo masuk, kok bengong." suara Acha membuat Tasya sadar dari lamunannya.

"Eh iya," Tasya tersadar kemudian ia membuka pintu mobil Acha dan masuk ke dalamnya.

Mobil Acha membelah jalan besar Ibu kota. Dengan lancar Acha melajukan mobilnya ke arah rumah Tasya tanpa bertanya, Membuat Tasya terheran.

"Cha, kok lo tau arah rumah gue?" Tasya akhirnya membuka suara memecah keheningan.

Acha tertawa pelan, "Oh...rumah gue itu deket sama komplek rumah lo."

"Kok lo tau komplek gue?"

Mobil Acha mulai memasuki perkarangan rumah Tasya.

"Gue sering liat mobil Zayn ke sini,"

Tasya kembali mengerutkan alisnya. "Lo kenal Zayn?"

Lagi lagi Acha tertawa pelan, " Tasya.. Tasya.. siapa juga yang nggak kenal sama Most Wanted sekolah itu?"

Tasya terkekeh dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Dia juga temen sekelas gue waktu kelas 10," sambungnya.

"Oh ya, rumah lo yang mana?"

Tasya menunjuk rumahnya yang ada di sebelah kanan. "Itu, yang warna Grey."

Mobil Acha berhenti tepat di rumah minimalis warna grey dengan pagar hitam tinggi. Tasya pun membuka selt beat nya.

"Mau mampir?"

Acha menggelengkan kepalanya. "Nggak, gue langsung pulang aja, kapan-kapan aja, ya, Sya." ucap Acha sopan.

Mereka saling melempar senyum sebelum Tasya turun dari mobil Acha dan mengucapkan terimakasih dan hati hati pada Acha.

***

"Masih ngantuk?" Tanya Tasya dengan orang di seberang sana dengan ponselnya.

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang