Detik-detik konflik akhir di mulai nih. Semangat bacanya ya.
Happy Reading..
***
Sinar matahari pagi menembus jendela kamar gadis cantik itu yang tidak di tutup gorden, membuat sang empunya mengernyit karena silau.
Tangannya bergerak menarik selimut yang tadinya menutupi tubuhnya sampai leher menjadi menutupi seluruh tubuhnya.
Ceklek..
Seorang paruh baya cantik masuk dan menggeleng kepala melihat putrinya masih menutup matanya. Ia berjalan mendekat pada ranjang Tasya.
"Tasya ayo bangun udah siang." Gea menarik selimut yang menutupi wajah putrinya.
Yang di bangunkan hanya mengerang kecil enggan membuka matanya.
"Ada Zayn di luar."
Tentu saja Tasya mendengar itu dan sontak membuka matanya dan terduduk dengan gerakan super kilat.
"Ha? Mana?" tanya Tasya antusias.
Gea tertawa kecil. "Dasar. Giliran Zayn aja cepet," kata Gea sambil menarik hidung Tasya pelan.
Tasya masih melongo karena mungkin masih setengah sadar, tapi 2 detik setelahnya ia mendengus karena telah di tipu oleh bundanya.
"Ish Bunda nyebelin." Tasya mengerucutkan bibirnya.
"Hehe, maaf. Lagian ini udah siang gak baik anak perempuan bangun siang,"
Tasya melirik jam dinding yang ada di kamarnya. Baru pukul 7.15 pagi dan bundanya membangunkannya di hari libur. Menyebalkan.
"Baru jam tujuh. Lagian kok Bunda gak kerja?"
Ini memang hari libur, tapi Tasya sudah sangat hapal dengan kesibukan orang tuanya yang masuk di hari libur biasanya. Namun ini tidak, membuatnya bertanya heran.
"Hari ini kita libur," baru saja Gea ingin bicara tapi seseorang bicara duluan.
Orang itu masuk ke kamar Tasya dan meenghampiri Gea dan Tasya dengan..pakaian santai.
"Buat kamu." Lanjut orang itu yang ternyata John, Ayahnya.
Tasya mengerutkan alisnya bingung. "Kok?"
John tersenyum. "Hari ini Ayah mau kita jalan-jalan sekeluarga. Setuju?"
Tasya menatap Gea sebentar kemudian tersenyum.
"SETUJU DONG." Teriak Tasya dan lantas memeluk Ayahnya.
Bagaimana tidak senang? Hal ini sangat jarang Tasya dapatkan. Kedua orang tua nya selalu sibuk tidak seperti orang tua lainnya. Namun tidak untuk hari ini, mungkin orang tuanya sadar bahwa Tasya membutuhkannya.
"Oke. Kita mau kemana?" tanya John, mencari saran.
"Emm..." Tasya berpikir sejenak sebelum akhirnya berkata. "Sumba!" Usul Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYNTASYA
Fiksi Remaja(COMPLETED) Zayn Revaro, di akui sebagai primadona sekolah SMA Pelita Bintang karena wajahnya yang tak karuan tampan. Terbiasa mendapati orang lain dekat dengannya hanya karena harta, membuat seorang yang di juluki 'Most Wanted Boy' itu tumbuh menj...