27. Kedai Es Krim

23.3K 913 26
                                    

Happy Reading

♡♡♡

Lampu merah di perempatan jalan besar ibu kota memaksa beberapa kendaraan untuk berhenti di bawah teriknya matahari saat ini. Termasuk motor Zayn.

Keringat pun mulai bercucuran di pelipis cowok pemilik rahang kokoh itu, walapun mungkin terlihat mempesona bagi sebagian cewek yang melihatnya karena itu menambah kesan cool dari cowok tampan sepertinya. Begitu pun dengan penumpangnya.

"Kok berhenti?"

Jika Zayn ingin mengantarnya pulang, maka seharusnya motornya tidak perlu repot repot menunggu lampu hijau menyala karena arah rumah Tasya belok ke arah kiri.

"Panas"

Alis Tasya hampir menyatu karena ucapan Zayn. "Udah tau panas kenapa berhenti? 'kan tinggal ke kiri."

Zayn tidak menjawab pertanyaan Tasya barusan. Ia justru menarik tangan Tasya yang memegangi hoodienya kemudian ia lingkarkan di di depan perut six pack nya meski tertutup seragam membuat tubuh Tasya tak memiliki jarak dengan punggungnya.

Tasya sempat menahan nafasnya dan menelan salivnya susah payah.

Ia enggan membalas menatap Zayn yang melihatnya dari spion motornya. Mungkin Zayn dapat merasakan detak jantung Tasya yang tidak stabil saat ini. 

Zayn kembali melajukan motornya ketika lampu merah berganti dengan warna hijau.

Bukannya berbelok, Zayn justru mengarah lurus. Zayn tidak lupa dengan rumah Tasya tentunya.

Niat Tasya yang tadinya ingin bertanya akan kemana ia membawanya ia urungkan atas perlakuan Zayn. Ia menurut saja.

Sampai motor Zayn berhenti di sebuah kedai es krim, favoritenya.

"Masih betah meluk gue?" Suara Zayn sontak membuat Tasya menarik tangannya yang melingkar di perutnya.

"Eng..gak." jawabnya ketus walau kini pipinya sudah memerah karena malu.

"Turun,"

Tasya mendengus pelan,"Kenapa sih gue mulu, lo aja duluan turun!" 

"Lo mau gue tendang?"

Tasya baru sadar kalau Zayn tidak bisa turun jika masih ada dirinya di belakangnya, yang ada ia bisa di tendang oleh kaki Zayn.

Tasya hanya menyengir menunjukan sederet gigi putihnya kepada Zayn sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal. "Hehe, iya iya." Kemudian ia turun dari motor Zayn.

"Kenapa ke sini?" Zayn memutar bola matanya, jengah dengan Tasya. Sudah tau kedai es krim, ya untuk makan es krim, batinnya.

Zayn menarik lengan Tasya masuk ke dalam kedai es krim tersebut kemudian mengambil kursi yang berada di dekat kasir.

"Mau pesan apa?" Tanya Zayn

"Es krim matcha deh," sautnya dengan senang hati.

Zayn mengangguk kemudian pergi untuk memesan es krim. Tak sampai lima menit cowok itu sudah kembali duduk di hadapan Tasya.

"Zayn" panggil Tasya dengan nada dan tatapan seolah olah mengintimidasi.

"Hm?"

Tasya memincingkan matanya beberapa detik. "Gratis 'kan?" Setelah itu ia mengeluarkan puppy eyes nya membuat siapa pun yang melihat Tasya pasti akan tertawa.

Zayn terkekeh pelan. "Nggak" kemudian ia mengeluarkan wajah datarnya.

Tasya mengerucutkan bibirnya dan menunduk, "Kalo gak gratis kenapa ajak gue kesini sih?"

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang