Hapsun every1 🌵
***
"Tasya...,"
Tubuhnya masih berat untuk berbalik menghadap orang itu. Matanya bergelinang air mata hingga pandangannya buram.
Tasya dapat mendengar suara langkah kaki orang itu yang mendekat kepadanya.
Gadis itu berhasil membalikan tubuhnya dan menatap persis di manik mata orang itu.
"Lo ngapain di sini?" tanya orang itu.
"Maaf, tapi ini sama sekali bukan urusan lo, jadi lo mending pergi dari sini aja." Tasya menunduk, dengan berat hati ia mengusir orang itu. Karena mau bagaimana lagi?
Tasya hanya tidak ingin terlihat lemah sewaktu-waktu air matanya jatuh. Ia tidak ingin orang itu melihatnya menangis. Tasya tidak mau menambah rasa kekhawatiran orang lagi kepada dirinya.
Melihat orang itu yang tak kunjung pergi, Tasya kembali berucap. "Pergi atau gue yang pergi,"
"Tasya, dengerin gue dulu--"
"Oke kalo gitu gue yang pergi." Tasya melangkah menjauh dari rumah Zayn dan orang itu.
Ketika tidak mendapat pencegahan, Tasya berhenti membelakangi orang itu dan kembali berucap. "Jangan temuin gue lagi, Nggi. Maaf." Setelah itu Tasya benar-benar pergi.
Ranggi masih mematung melihat punggung Tasya yang semakin menjauh dan menghilang. Ada apa dengan gadis itu. Apa salah, Ranggi memiliki perasaan terhadap Tasya? Bahkan, cowok itu sudah berusaha keras menyingkirkan rasa itu demi melihat sang gadis bahagia.
Namun sekarang, gadis itu justru tidak ingin melihatnya lagi. Tapi Ranggi tahu, pasti ada sesuatu di belakang ini semua. Menurutnya Tasya bukanlah perempuan seperti itu. Hatinya sangat lembut, jadi ia yakin ini bukan kemauannya.
***
Tasya membuka pintu rumahnya tanpa menutupnya kembali. Gadis itu langsung berlari ke lantai atas di mana surganya berada yaitu kamar--dengan air mata yang mengalir tanpa isakan.
Setelah sampai di kamar, Tasya mengunci pintunya rapat-rapat sambil terus menangis. Tasnya ia lempar ke sembarang arah begitupun jaketnya dan beralih membuka seragamnya yang sudah kusut dan robek seperti orang gembel dan menyisakan kaus lengan pendek. Ia juga melepas ikat rambutnya dan membiarkan rambutnya acak-acakan akibat di jambak tadi.
Tasya membanting tubuhnya ke atas kasur dengan posisi tengkurap. Kedua tangannya ia jadikan tumpuan kepalanya yang ia tenggelamkan di sana. Tasya menangis sejadi-jadinya seperti orang yang benar-benar sudah frustasi.
Kenapa kehidupannya menjadi seberantakan ini. Sampai detik ini, Tasya tidak tahu kenapa semua ini terjadi begitu saja kepada dirinya tanpa sebab. Yang ia tahu, kehidupannya berubah setelah Zayn meninggalkannya.
Tasya pernah di tinggalkan seseorang yang ia sayang, namun, tidak pernah sesakit dan semenyiksa ini. Dunia seperti menyiksa dirinya sendiri.
"Kenapa kehidupan aku jadi seberantakan ini, Tuhan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYNTASYA
Teen Fiction(COMPLETED) Zayn Revaro, di akui sebagai primadona sekolah SMA Pelita Bintang karena wajahnya yang tak karuan tampan. Terbiasa mendapati orang lain dekat dengannya hanya karena harta, membuat seorang yang di juluki 'Most Wanted Boy' itu tumbuh menj...