20. Kehadirannya

24.2K 1K 0
                                    

Tanpa cemburu, orang tidak bisa mencintai

                                              Zayn Revaro

♡♡♡

Senyuman manis terukir di bibir mungil Tasya ketika mendengar suara tepukan tangan dari banyak orang yang melihat penampilannya. Ia menampilkannya dengan lancar, bahkan kini ia bangga dengan dirinya sendiri.

Tapi bohong jika ia tidak kecewa. Tasya kecewa karena sejak awal ia menaiki panggung, ia tidak melihat keberadaan Zayn. Padahal ia sangat berharap Zayn melihat penampilannya, bahkan Zayn tidak menyemangatinya saat ia akan naik ke atas panggung.

Zayn berjanji akan melihat Tasya dari paling depan ketika ia tampil. Bahkan cowok itu merelakan pertandingannya hanya untuk melihat Tasya tampil di acara ini, tapi apa? Ini semua di luar harapan Tasya.

Tasya menuruni panggung dengan wajah kecewa. Tatapan kekecewaan terlihat jelas di mata cewek itu ketika kedua temannya melihatnya.

"Kerenn gilaa!" Heboh Della sambil bertepuk tangan yang di angguki Fara sambil tersenyum.

Tasya tak menghiraukan ocehan temannya itu, ia menghela nafas lalu meninggalkan mereka di sana. Entah kemana.

***

Di sinilah dirinya. Duduk menatap sendu air mancur yang berada taman sekolahnya, sendirian. Tatapannya tidak bisa di artikan, ia hanya melamun setelah turun dari panggung dan meninggalkan temannya begitu saja.

Tasya kira, hari ini akan menjadi hari spesial karena ini adalah untuk pertama kalinya ia tampil di depan umum setelah vakum beberapa tahun, di tambah Zayn menontonya.

Tapi bahkan sampai detik ini pun, cowok itu tidak hadir di hadapan Tasya, Zayn seperti di telan bumi. Padahal Tasya tahu, ia ada di sekolah. Ya, Tasya menunggu Zayn.

Entah kenapa rasanya lama sekali bagi Tasya jika tidak melihat cowok itu walau hanya sebentar saja. Ia jadi selalu merindukan cowok itu. Mungkin terdengar lebay, tapi ini yang Tasya rasakan sejak tadi.

"Amazing,"

Gadis itu mengernyit. Tasya tahu betul suara Zayn, terdengar dingin. Tapi bisikan seseorang dari belakang ini bahkan terdengar hangat di telinga Tasya. Ia pun sontak menoleh.

"Ranggi?" Gumamnya. 

Cowok itu memutari bangku taman, dan duduk di sebelah Tasya.

"Lo keren banget tadi," puji Ranggi sambil tersenyum manis ke arah Tasya.

Tasya membalas senyuman itu, "Thanks," lalu kembali menatap air mancur di hadapannya.

"Kenapa?" tanya Ranggi yang membuat Tasya menoleh dengan alis mengkerut.

"Kok kayaknya gak seneng, sih?" Ranggi masih memeperhatikannya daei samping.

"Si--siapa yang bilang?" gagap Tasya membuang muka.

"Zayn nggak liat lo?"

Deg

Bagaimana Ranggi tahu kalau sejak tadi Tasya hanya memikirkan cowok itu. Kejadian saat di kantin di mana Zayn tiba-tiba mengaku mengklaimnya sebagai pacarnya pun terlintas di kepala Tasya.

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang