24. Penjelasan

26.8K 1K 9
                                    


Jangan lupa votment sebelum membaca

Happy Reading

♡♡♡

Ranggi. Cowok itu menyuapi Tasya dengan telaten. Ranggi mengikuti mobil Zayn ketika tau Tasya pulang dengannya, sampai mobil Zayn berhenti pun, ia juga ikut meminggirkan motornya dan melihat mereka dari jarak jauh.

Zayn masih di ambang pintu, melihat keduanya melakukan interaksi yang sama sekali tidak di sukainya. Baru saja ia membelikan makanan untuk Tasya dan seharusnya ia yang melakukan itu tapi kini posisinya sudah di renggut. Rahangnya mengeras dan wajah memerah menahan amarah terlihat jelas di wajah Zayn. Yang ada di fikirannya adalah bagaimana Ranggi tau bahwa Tasya masuk rumah sakit?. Ini benar benar tidak beres. 

Zayn keluar ruangan ketika melihat Ranggi bangun dari kursi dan hendak keluar juga.

"Ngapain?" tanya Zayn dingin namun terdengar tidak suka pada Ranggi yang baru saja menutup pintu kamar Tasya.

Ranggi membelakan matanya kaget saat melihat Zayn berdiri tepat di sampingnya tapi tak lama, cowok itu justru tertawa remeh. "Gue cuma mau liat keadaannya."

Tatapan tajam milik Zayn dan Ranggi kini beradu. "Lo ga usah khawatir, gue akan selalu ada buat dia,"

"Jadi, mending lo pergi dari sini," sambungnya lalu meninggalkan Ranggi masuk ke kamar Tasya.

***

Zayn meletakan satu bungkus bubur ayam yang ia beli di kantin rumah sakit tadi di meja nakas, kemudian menarik bangku dan duduk di samping Tasya, menatap cewek yang membuang mentah mentah wajahnya pada Zayn.

Tangan Zayn terulur mengambil tangan Tasya dan menggenggamnya membuat bola mata cewek itu mengikuti gerakan tangannya.

Jujur, Zayn menyesali semua perbuatannya, andai waktu bisa di ulang dan ia tau ujungnya akan seperti ini, ia akan memilih ikut mengikuti pertandingan basket saat itu. Karena jika ia ikut pertandingan basket, maka semua ini tidak akan terjadi. 

"Sya, gue harap lo mau dengerin penjelasan gue kali ini."

Zayn mengangkat kepalanya melihat wajah Tasya yang masih enggan menatap wajahnya.

Zayn mengela nafasnya panjang sebelum membuka suara mengumpulkan semua keberanian.

"Gue sama Acha, udah kenal sejak SMP, dan kita menjadi teman." Zayn berhasil mengeluarkan ucapan pertamanya.

"Acha terus ngejar ngejar gue dari awal gue masuk SMP, dan gue nggak pernah peduliin dia, sampai suatu ketika, hati gue mulai terbuka buat dia, entah apa alasannya. Dan gue.. menjalin hubungan sama dia dari gue kelas delapan." Cowok itu masih menunduk dengan mengenggam tangan sang cewek di hadapanya, tak berani menatapnya.

"Tapi, saat kita masuk SMA, sikap Acha berubah seratus delapan puluh derajat ke gue, gue bingung apa alasan yang buat dia menghindar ke gue. Sampai gue tau alasannya, dia deket sama Ranggi, dan jadian sama sahabat gue sendiri dalam status gue masih pacarnya."

"Dia milih Ranggi dari pada gue Sya, lo tau, saat itu gue hancur. Dia ngejar gue cuma karena gue yang notabe nya pemilik sekolah waktu gue SMP, karena harta."

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang