♡♡♡
Tasya mengangkat kepalanya yang sejak tadi ia telungkupkan di atas meja dengan tangannya. Ia menunggu momen ini, kelas yang sudah sepi dari murid-murid kelasnya.
Gadis itu bangkit dan mengambil tong sampah yang berada di depan pintu kelas. Tasya menghela napas kecewa ketika melihat tong sampahnya hampir penuh. Lalu kemana ia harus membuang sampah dari dalam tasnya. Tasya yakin tasnya sydah penuh dengan sampah seperti biasa tanpa ia lihat.
Ia berdecak dan menghela napas. Pandangannya mencuri sekitaran kelas mencari tong sampah yang masih kosong. Berhasil ia temukan itu, Tasya berhalan menghampiri tong sampah di seberang kelas. Namun suara orang menghentikan aksinya.
Orang itu tersenyum sambil membawa tong sampah kosong di tangannya. Tasya ikut tersenyum dan menghampiri orang itu.
Mereka berdua masuk ke dalam kelas Tasya dan membuang bersama sampah yang ada di dalam tas serta kolong meja Tasya.
Orang itu menghapus air matanya yang jatuh.
"Fara, kenapa nangis, sih?" tanya Tasya, heran.
Fara menjatuhkan tong sampah itu dari tangannya dan beralih memeluk sahabatnya itu erat dan hangat. Fara terisak di pundak Tasya.
"Maafin gue, gue gak bisa jadi sahabat yang baik buat lo, gue tau lo selalu tersiksa, tapi kenapa lo sabar banget, sih? Kenapa lo masih bisa senyum sama orang-orang yang jahat sama lo. Kenapa, Tasya!?"
Tasya tecengang, matanya ikut berkaca-kaca.
"Gak usah sok kuat kayak gini. Mana Tasya yang ceria yang gue kenal? Bukan Tasya yang ini, lemah,"
Fara melepaskan pelukannya dari Tasya dan mengapus air matanya dengan kasar.
"Lo bukan Tasya yang gue kenal! Yang sok tegar kayak gini."
"Kali ini gak akan gue biarin lo tersiksa lagi. Cukup! Lo bukan sahabat gue kalo lo larang gue lagi buat lapor sama kepala sekolah." Ancam Fara tegas.
Tasya bergidik ngeri dengan air mata yang mulai mengalir tanpa isakan. Matanya menyorot mata Fara dalam-dalam.
"Lo tega sama gue, Far?" Lirihnya.
"Lebih tega mana sama diri lo yang nyiksa diri sendiri kayak gini?" Kata Fara.
"Far.. kalo lo capek bantu gue, lo bisa berhenti," Tasya menunduk, entah keberanian darimana ia mengungkapkan itu pada Fara.
"Jadi lo nggak ngehargain perjuangan gue selama tiga bulan ini?"
Tasya menatap Fara. "Bukan..,"
"Gue juga capek, Far. Gue capek sama semua ini, tapi lo gak bisa rasain apa yang gue rasain ketika lo di ancam kayak gitu."
Pasti kalian punya pikiran, kenapa tidak di laporkan saja? Terlebih sudah 3 bulan lamanya Tasya mendapat ini. Apa orang tuanya tahu? Tidak. Apa guru-guru tahu? Tidak. Fara, Alvin dan Rafa berusaha meyakinkan Tasya untuk melaporkan hal ini. Namun, Tasya melarang karena ia mendapat ancaman dari banyak orang jika sampai hal ini di ketahui guru-guru.
"Lo itu bego atau gimana, sih?"
"Iya. Gue bego, Far, gue manusia terbodoh yang ada di dunia ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYNTASYA
Teen Fiction(COMPLETED) Zayn Revaro, di akui sebagai primadona sekolah SMA Pelita Bintang karena wajahnya yang tak karuan tampan. Terbiasa mendapati orang lain dekat dengannya hanya karena harta, membuat seorang yang di juluki 'Most Wanted Boy' itu tumbuh menj...