54. Menyerah?

21.5K 819 44
                                    

Pokoknya harus semangat bacanya! Ehehe.

Happy Reading 🌵

***

"Briant..," panggil Tasya masih di dalam pelukan cowok itu.

"Hm?"

"Lo kemana aja, sih? Gue kangen."

"Lo aja yang nggak sadar kalo gue selalu ada di sisi lo,"

"Lo ninggalin gue, ish..,"

"Gue nggak ngerasa tuh."

"Masih sama, ih," Tasya melepaskan pelukan dan menghapus air matanya sambil mengerucutkan bibir.

"Iya, gue masih ganteng."

"Dan nyebelin!" Tasya mengakui kuasa Tuhan yang memahat wajah Briant yang begitu sempurna. Namun tidak dengan sifat menyebalkannya!

"Oh,"

Tuh kan! Oke lanjut.

Cowok bernama lengkap Lucas Briant Pratama itu merupakan salah satu orang penting di hidup Tasya. Dan salah satu daftar orang yang ia rindukan selama ini. Cowok yang membuat hari-harinya penuh dengan tawa dan juga pertengkaran kecil yang selalu membuat Tasya bahagia setiap di dekatnya dan Tasya buktikan itu masih berlaku sampai sekarang. Tentunya sebelum kehadiran Zayn.

Namun, masa-masa itu hilang ketika cowok itu pergi meninggalkannya tanpa jejak. Membuat hati sang gadis meringis sepi. Hari-harinya sunyi tanpa sosok itu. Setelah lelah mencari kabar, cewek itu pun pasrah pada takdirnya. Dan siapa yang sangka, kemarin malam, saat Tasya membutuhkan seorang untuk bersandar, Briant kembali hadir untuknya di waktu yang tepat.

Tasya menghela napas. "Sekarang jelasin, kenapa lo ngilang gitu aja?"

"Dengan satu syarat."

Tasya mengertukan alisnya. "Apa?"

"Lo bakal jelasin juga semua kejadian yang semenjak gue pergi,"

"Banyak dong, pegel mulut gue,"

Briant memutar bola matanya. "Ya intinya aja!"

Gadis itu memalingkan wajah melihat indahnya kota Jakarta di pagi hari dari lantai 7 melalui jendela besar apartemen itu. Salah satu alasan ia membuang muka adalah meragukan dirinya sendiri untuk bercerita kepada Briant.

Apa Tasya sanggup menceritakannya tanpa air mata?

"Yaudah kalo nggak mau, gue juga nggak akan kasitau."

5 detik kemudian Tasya mengangguk lemah.

"Eh tunggu, sebenernya nggak penting juga sih gue cerita, kan kita udah ketemu lagi, masih sehat juga." cetus Briant.

Memang Briant sudah berumur 3 tahun lebih tua dari Tasya, namun tingkat menyebalkan cowok itu masih sama seperti anak SD. Tapi jangan ragukan dia ketika sosok dewasanya keluar. Ia bisa menjadi lebih bijaksana dari Mario Teguh begitupun dengan keseriusannya.

"Nggak bisa gitu, pokoknya lo harus cerita!"

"Oke oke. Fine." Briant duduk di kursi dekat jendela besar itu dan menghadap luar. Mulutnya mulai terbuka menceritakan kronologi menghilangnya dirinya dari Tasya dari awal sampai akhir seperti yang Tasya minta.

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang