67. Selamat Tinggal Putih Abu

19.3K 749 81
                                    

Happy Reading ☁️. Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen di akhir! #SyatAtHome

*jangan nangis ya..

****

Tasya hanya bisa menatap kosong gundukan tanah yang menjadi tempat peristirahatan terakhir orang itu. Tasya yakin, orang itu sudah bahagia di sana. Meskipun ia tidak akan pernah bisa melihat senyumnya, berinteraksi dan lainnya untuk selamanya. Namun, ia harus ikhlas. Karena Tuhan memiliki rencananya sendiri yang paling indah untuk segala hambanya.

Tempat ini sepi, hanya ada orangtua Tasya dan para sahabatnya yang ikut berziarah. Briant tidak bisa ikut karena masih koma di rumah sakit.

"Lo yang sabar ya, Sya." Fara mengelus punggung sahabatnya itu.

"Lo harus buat dia seneng, Sya." ucap Alvin. Memberi semangat.

"Karena kalo lo sedih, dia juga pasti ikut sedih." tambah Rafa yang berjongkok di samping Alvin.

"Jangan lupa bahagia, Sya. Dia sayang banget sama lo," Ranggi ikut menimpali sekaligus mengingatkan.

Diam-diam kedua sudut bibir Tasya terangkat membuat lengkungan kecil di sana. "Makasih semuanya," ucapnya lirih tanpa mengalihkan pandangannya yang menatap nama di batu nissan.

"Kami selalu ada buat lo, jangan khawatir. Lo bisa cari kita kalo lo mau," Alvin mewakili. Semua temannya mengangguk setuju. "Kami pulang, Sya."

Mereka pergi setelah melihat anggukan samar dari kepala Tasya.

"Tasya.., ayo kita pulang," ajak Gea yang sedari tadi berdiri di belakang gadis itu.

"Tasya sayang Mama."

****

Tasya Kirana, gadis malang yang belum pernah bertemu dengan ibunya sejak ia lahir. Seorang anak yang tidak akan pernah bisa berinteraksi dengan orang yang membuatnya bisa bernapas di dunia seperti sekarang.

"Mama kamu udah tenang sejak lama. Dan dia bisa liat kamu dari sana, buat Mama kamu bangga ya, sayang."

Tasya menoleh. Menatap tepat di manik mata ibu angkatnya itu. Wanita yang sudah membesarkannya selama 18 tahun. Mungkin Tasya kurang beruntung karena tidak di beri kesempatan untuk melihat ibunya. Namun, Tasya sangat bersyukur atas kehadiran Gea yang sangat menyayanginya dalam hidupnya sekarang.

Gadis itu menggeser tubuhnya mendekat dan memeluk bundanya erat dan hangat. "Tasya sayang Bunda. Makasih buat segalanya, Bun."

Gea menarik kedua sudut bibir ke atas dan mendekap putri semata wayangnya. "Bunda juga sayang kamu," ia mengecup pucuk rambut anak perempuannya.

Ya, tadi untuk pertama kalinya Tasya mengunjungi makam sang Mama yang sangat ia sayangi meski tidak pernah bertemu. Dia Putri Handayani, yang meninggal dunia pada usia 23 tahun setelah melahirkan Tasya.

****

"FINNALY SCHOOL IS DONE, DUDE!"

Rafa melompat girang setelah berada di luar gedung. Tasya, Fara, Alvin dan Ranggi tertawa melihat kelakuan bocah itu. Mereka sama senangnya.

Kini, mereka sudah resmi menjadi alumni sekolah SMA Pelita Bintang setelah melakukan perpisahan. Setelah 12 tahun menjabat sebagai pelajar, kini mereka akan menjabat sebagai mahasiswa di perkuliahan masing-masing.

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang