45. The Problem

16.3K 670 13
                                    

Happy Reading

***

"Mau ngapain lo, anjing!"

Ranggi menoleh melihat orang yang persis berdiri di depan pintu itu. Ranggi lalu berdiri dari duduknya.

"Pelacur, bangsat!" Alvin ingin memukul wajah Ranggi namun berhasil di tahan oleh cowok itu.

"Gue bukan pelacur!" tukasnya dan melepas kasar tangan Alvin.

"Lo mau lecehin dia, apa itu bukan pelacur?!" ketus Alvin keras.

"Jaga ucapan lo, njing!" Balas Ranggi tak mau kalah.

"Mending lo langsung kawin deh, gak usah sekolah. Percuma,"

Alvin berhasil mengundang amarah Ranggi hingga memuncak. Sama seperti membangunkan singa yang sedang tidur.

"Lo bisa diem gak? Ada orang sakit di sini." kata Ranggi berusaha setenang mungkin.

"Halah! Paling dia lo kasih obat tidur, kan?"

"Bacot,"

Bugh!

Amarah Ranggi benar-benar sudah memuncak, ia meninju wajah Alvin dengan enteng.

Alvin lalu mengusap sudut bibirnya yang berdarah akibat pukulan Ranggk yang lumayan keras.

"Dia pingsan di kamar mandi, gue cuma mau kasih minyak angin di perutnya supaya cepet bangun, gue sama sekali gak punya pikiran kotor itu, Vin." jelas Ranggi memelan.

"Lo gak punya otak buat mikir cari cewek yang bisa bantu dia?" Balas Alvin tak kalah ketus.

"Ini darurat, Vin,"

"Alasan lo basi, Nggi,"

"Sekarang gini. Lo bisa cari jalan keluar gak?" tanya Ranggi, sedikit frustasi menghadapi Alvin.

"Bisa. Gue panggil Fara,"

Langkah Alvin berhenti dan menoleh ketika mendengar suara ringisan seorang cewek, begitupun Ranggi.

"Kalian ngapain di sini?" Tasya terduduk dengan cepat dan memegangi perutnya yang masih sakit.

Kedua cowok itu bungkam. Bingung mau menjawab apa.

"Lo gak apa-apa?" tanya Ranggi memecah keheningan.

"Lo sakit apa, Sya?" giliran Alvin bertanya khawatir.

"Gue.. gue gapapa, kok," jawab Tasya gemetar.

Ranggi melirik tangan Tasya yang memengangi perut. Tasya yang melihat itu ikut melirik ke arah perutnya sendiri.

"Aaaaa!" teriak Tasya saat melihat kancing bajunya terbuka setengah.

"Kalian apain gue!?" Pekiknya dengan wajah memerah.

Alvin dan Ranggi bertatap sekilas dan menggeleng kuat dengan wajah polos.

"Gak gue apa-apain sumpah." Alvin menunjukan jari membentuk peace. 

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang