Happy Sunday!
****
Sinar matahari yang terik masih menyaksikan kedua manusia yang saling diam dan hanya berbicara lewat matanya itu.
"Gua anter pulang, nggak ada bantahan." Zayn membuka suara memecah keheningan di antara mereka.Tasya mengerjapkan matanya tersadar. "Gue—"
"Di jemput?"
Gadis itu menatap Zayn. Ada kekecewaan di matanya. Cowok itu seakan tahu apa yang akan di lakukan gadis itu di setiap detiknya.
"Iya, gue di jemput." Jawab Tasya.
"Kenapa? Lo udah nggak mau gue anter jemput?"
Ada rasa sesak menjalar dalam tubuh Tasya secara tiba-tiba. Sakit rasanya mendengar setiap kalimat yang cowok itu lontarkan untuknya.
"Lo bukan supir gue." Tasya hanya bingung mau menjawab apa.
"Kalo gue yang mau, gimana?" Nampaknya Zayn masih berusaha agar gadis itu mau menjadi penumpangnya kembali.
"Masih banyak yang mau pulang sama lo. Jangan paksa gue lagi. Karena jawaban gue akan tetep sama," Tasya mengucapakannya dengan banyak keberanian.
"Lo udah punya supir?" Tasya menatap Zayn tidak percaya. Bagaimana bisa cowok itu bertanya seperti itu kepadanya.
"Gue nggak punya supir, dan gue nggak butuh."
Zayn menatap Tasya mencari kebenaran. Tasya yang ia kenal benar-benar berubah. Cowok itu semakin curiga dengan tingkah Tasya yang aneh semenjak ia kembali. Namun, entah mengapa Zayn hanya diam dan tidak bertanya.
"Lo kenapa, sih?"
Sungguh. Dalam hati Tasya ingin berteriak sekaligus tertawa. Cowok di hadapannya benar-benar tidak sadar diri atas apa yang ia lakukan. Entah Zayn yang pura-pura tidak tahu atau bagaimana. Tasya menahan emosi dan kecewa secara bersamaan.
"Kenapa lo nanya gitu sama gue? Harusnya lo tanya itu sama diri lo sendiri," Tasya tersenyum sinis. Kemudian pergi dari sana.
Zayn masih terpaku. Ia mencerna setipa kata yang Tasya ucapkan. Otaknya berputar kesana-kemari. Sejak awal bertemu gadis itu kembali, Zayn sudah memikirkan banyak hal. Namun ia tidak menemukan kejanggalan apapun atas apa yang ia lakukan.
Saat ini apa ia harus kehilangan gadisnya?
*****
Angin malam yang dingin menusuk kulit putihnya. Gadis itu membenarkan gardigan yang ia gunakan. Kemudian meletakan kedua tangannya di atas meja.
Tasya sedang duduk menunggu kakaknya yang sedang membeli sesuatu di dalam minimarket itu. Namun, pandangannya tidak sengaja menangkap dua orang yang baru saja keluar dari kedai es krim di seberang sana. Ia sangat mengenali cowok dengan jaket bomber hitam itu, namun ia tidak mengenali perempuan yang berjalan di sebelahnya.
Gadis itu terlihat sangat ceria dengan es krim di tangannya. Sambil berjalan cewek itu menyuapi es krim kepada cowok tinggi di sebelahnya. Hati Tasya seakan terperosot ke jurang ketika melihat Zayn menerima suapan cewek itu. Memori saat dimana mereka berdua makan es krim di kedai itu pun berputar di kepalanya.
Udara yang dingin berubah menjadi hangat dalam sekejap. Pasokan oksigen terasa menipis sehingga Tasya sulit untuk bernapas. Matanya yang mulai berair masih melihat keduanya masuk ke dalam mobil Zayn dan melesat pergi dari pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYNTASYA
Teen Fiction(COMPLETED) Zayn Revaro, di akui sebagai primadona sekolah SMA Pelita Bintang karena wajahnya yang tak karuan tampan. Terbiasa mendapati orang lain dekat dengannya hanya karena harta, membuat seorang yang di juluki 'Most Wanted Boy' itu tumbuh menj...