Budidayakan votement sebelum/setelah membaca, trimakasih.
Happy Reading
♡♡♡
Sinar matahari pagi menuntun gadis bertubuh mungil itu menuju taman yang terletak di belakang sekolahnya.
Dengan sekotak berisi bolu brownis di tangannya, ia duduk di bawah pohon rindang di taman itu, menunggu kedatangan penghuninya.
Waktu sekitar sepuluh menit tidak terbuang sia sia menunggu kehadiran sosok itu. Tasya tersenyum melihat seseorang dengan tas yang di sangkuti di sebelah bahunya menatap ke arahnya.
Cowok pemilik aura dingin itu menoleh ke segala arah dan kembali menatapnya sambil menunjuk dirinya sendiri. Tasya pun mengangguk tanpa menghilangkam senyum manisnya.
Gadis itu bangkit dari duduknya ketika cowok itu berjalan mendekatinya. Sampai hanya ada sedikit jarak di antara mereka sekarang. Kini mata mereka bertemu, sorot mata yang sama sama tidak dapat di artikan di mata keduanya.
"Tadi pagi, kenapa nggak jemput?" Tanya gadis itu.
Cowok bertubuh gagah itu diam, masih menatap lekat mata gadisnya tanpa berkedip.
"Gue nungguin padahal," sambungnya.
Tak ada jawaban, Tasya beralih kembali duduk di bawah pohon tadi dan menepuk nepuk bangku di sebelahnya memberi isyarat agar cowok itu duduk di sebelahnya yang langsung di peka kan oleh cowok itu.
"Kok nggak di jawab sih, kek ngomong sama es batu tau" keluhnya dan memajukan bibirnya beberapa centi.
"Lo-- udah nggak marah sama gue?"
"Ck, emang sejak kapan gue bilang marah sama lo, Zayn?"
"Lo udah tau semuanya?" Tasya tersenyum.
Flash back on
"Dan sekali lagi, gue minta maaf."
Beberapa detik setelah ucapan itu keluar dari mulut Zayn, gadis itu membuta matanya perlahan bersamaan meneteskan cairan bening dari mata indah nya.
Gadis itu tidak benar benar tertidur dan ya, Tasya mendengar semua penjelasan Zayn, bahkan dengan sangat jelas.
Saat itu juga, hati nya merasa lega bersamaan lunturnya rasa kecewa dan curiga.
***
"Itu buat lo,"
Ucapan itu terngiang di pikiran Tasya kala melihat paper bag yang sama sekali belum ia sentuh sejak keberadaanya.
Tasya beranjak dari kasur nya, melirik sebuket bunga pemberian Ranggi dan meraih paper bag pemberian Zayn dari meja belajarnya dan kembali duduk di tepi ranjangnya.
Ada sebuah boneka tedy bear di dalamnya, pandangan Tasya jatuh pada sticky note yang menempel di bagian dada boneka itu.
I'm sorry, babe
Tasya mengangkat kedua sudut bibirnya ketika ia mengingat saat mereka berjalan jalan di mall, Tasya pernah menyentuh boneka ini ketika ia berada di kawasan toko boneka, persis yang ini. Tasya tidak menyangka Zayn masih mengingatnya dan membelikan boneka itu untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYNTASYA
Teen Fiction(COMPLETED) Zayn Revaro, di akui sebagai primadona sekolah SMA Pelita Bintang karena wajahnya yang tak karuan tampan. Terbiasa mendapati orang lain dekat dengannya hanya karena harta, membuat seorang yang di juluki 'Most Wanted Boy' itu tumbuh menj...