55. Awal

19.4K 760 13
                                    


Happy Reading 🌵

****


Ting.. Ting..

Suara bel rumah di bunyikan oleh seseorang dari luar tanda ada tamu. Penghuni rumah pun lantas keluar melihat tamu yang datang tanpa di undang itu.

Pintu terbuka menampakan Bi Inah dengan wajah kagetnya ketika melihat tamu tersebut. Mungkin bukan hanya Bi Inah yang terkejut namun juga dengan Briant. Cowok itu menatap takjub Bibinya yang masih bekerja dengan keluarganya sampai sekarang.

Bi Inah mempekap mulutnya sendiri yang terbuka karena kaget melihat kehadiran Briant kembali.

"Den Briant, bukan?" tanya Bi Inah, terkejut.

Briant tersenyum sembari menganggukan kepalanya sopan. "Iya, saya Lucas Briant Pratama, bocah nakal yang suka jailin Bibinya." Ia terkekeh.

Wanita paruh baya itu ikut terkekeh. "Ya Allah, Den, Bibi kangen sama kenakalan Den Briant ini," Bi Inah mendorong bahu Briant pelan. Memang sudah hampir 5 tahun mereka tidak bertemu. Briant salut dengan daya ingat wanita yang sudah hampir berumur itu.

"Aku mau nemuin Mama, Bi, ada?"

Wajah bahagia kini teraut di ekspresi Bi Inah. "Ada Den, ada. Sebentar saya panggil. Den Briant masuk aja,"

Briant masuk ke dalam rumah yang ia singgahi semasa kecil itu. Menurutnya tidak ada yang berubah semenjak kepergiannya.

"Ada siapa sih, Bi—" Gea tertegun. Matanya tidak berkedip dan mulai memanas saat melihat putra pertamanya kini berdiri di depannya.

Gea melangkah mendekat kepada Briant yang melempar senyum tulus kepadanya. "Briant?"

"Apa kabar, Ma?" sapa Briant, tersenyum.

Lantas Gea memeluk Briant, anak kandung pertamanya. Wanita itu merindukan sosok putranya ini. Tidak menyangka waktu berjalan begitu cepat dan kini putranya sudah dewasa.

"Mama kangen banget sama kamu, Yan." Gea melepaskan pelukannya dan membawa Briant duduk di sofa ruang tamu.

"Udah tau. Kan Briant ngangenin." kata Briant sambil terkekeh.

"Oh ya. Mana barang-barang kamu?"

"Aku tinggal di Apartement,"

"Oh gitu, kamu udah punya penghasilan, ya?"

"Ya gitu, deh."

"Sebentar, ya, Mama ambil kamu minum." Briant mencegah tangan Gea yang hendak pergi membuat wanita itu menoleh kembali.

"Nggak usah. Aku mau ngomong sama Mama."

Gea kembali duduk di kursi samping dekat Briant dan menatap putranya dengan serius.

"Ma, Tasya kemana?" Briant mencoba basa-basi menarik perhatian Gea.

Air wajah Gea berubah seketika. Tatapannya sendu, ia menunduk.

"Mama nggak tau. Dia nggak pulang selama seminggu, Mama udah coba hubungin semua temannya tapi mereka bilang nggak ada yang tau, Yan."

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang