43. Pengakuan Ranggi

17.1K 726 2
                                    


Happy Reading

###

Terus menerus Tasya mengecek ponselnya berharap ada pesan masuk dari Zayn, namun hasilnya nihil. Cowok itu seperti di telan bumi. Menghilang tanpa jejak. Dan itu membuat Tasya sangat khawatir.

Gadis itu terus berjalan sambil sesekali mengecek ponselnya. Selama perjalanan banyak orang-orang yang menubruknya entah sengaja atau tidak dan Tasya hanya membalasnya dengan tersenyum kecut.

Sampai langkahnya berhenti di ambang pintu rooftop sekolah. Gadis itu masuk mendekat kepada beberapa cowok yang sedang asik bergurau dan mengepulkan asap rokok.

Mereka semua menyadari kehadiran seseorang. Semuanya menoleh melihat Tasya yang kini berdiri di dekat pintu rooftop.

"Ngapain lo ke sini?" tanya seorang murid cowok bercelana cut bray pada Tasya.

Tasya sedikit menunduk ketika semua laki-laki menatapnya dengan intens. Jelas dia risi.

"Mau laporin kita ke guru-guru?" tanya cowok yang sedang mengepulkan asap rokoknya dengan santai.

"Enggak, kok. Gue cuma mau cari Zayn. Ada?" jawab Tasya jujur. Karena dia kesini cuma punya 1 tujuan.

"Gak ada. Siapa lo cari dia?" Sahut cowok satu lagi.

"Kemana dia?" tanya Tasya lagi masih penasaran.

"Mana gue tau, emang gue nyokapnya?" Ketus cowok bercelana cutbray bernama Deon.

"Yaudah kalo gitu, maaf gue ganggu. Permisi." Tasya membalikan tubuhnya berjalan menuruni rooftop.

"Tunggu," cegah Deon.

Tasya berhenti melangkah namun tidak memutar tubuhnya menatap cowok itu. Jantungnya kini berpacu lebih cepat mendengar derap langkah kaki yang mendekat ke arahnya.

"Jadi ini pacarnya Zayn? Cantik juga," ujar Deon membelai rambut Tasya.

"Udah ada yang punya woy, cari mati lo." teriak salah satu teman Deon dari belakang yang bernama Trisna.

"Gak peduli gue, Zayn aja gak tau kemana," jawab Deon tersenyum miring.

Deon dan teman-temannya memang terkenal bandel di sekolah SMA Pelita Bintang ini. Ya.. sebelas dua belas dengan Zayn dan kawan-kawan. Sama-sama hobi masuk ruang BK dan berurusan dengan Pak Asep. Begitupun ketampanan mereka berdua. Namun bedanya, kecemerlangan otak Zayn mampu menutupi sisi badboy-nya itu di hadapan para guru dan murid sehingga mereka terhipnotis dengan itu. Sedangkan Deon, laki-laki yang di kenal troblemaker dan playboy di sekolah.

"Apaan sih lo!" Tasya menepis kasar tangan Deon yang terus membelai rambut indahnya itu.

"Galak juga," balas Deon cengengesan.

Deon menghalangi jalan Tasya membuat gadis itu tidak bisa berjalan keluar rooptop. Langkah Deon terus mendekat pada Tasya membuat gadis itu ikut mundur sampai menyentuh tembok. Deon mengunci tubuh Tasya dengan satu tangannya.

"Di sini aja sama gue, mumpung Zayn gak ada." Lirih Deon yang terdengar horror di kuping Tasya.

"Minggir gak?!"

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang