47. Gudang

16.4K 682 16
                                    


***

"Sumpah demi Allah, bukan saya yang curi hp Syinta, Bu. Kalo saya pelakunya, mana mungkin saya malah menunjukan Hp itu." Tegas Tasya membela diri. Tidak terima di tuduh tanpa bukti.

"Ibu akan cari tau lewat CCTV. Tapi karena sudah terlanjur, kamu tetap Ibu hukum berlari tiga putaran di lapangan basket outdor kemudian membersihkan WC putri."

Cobaan apalagi Tuhan? Kenapa Tuhan diam saja, ketika Tasya membutuhkan-Mu. Tasya sudah di titik 90% frustasi dengan masalah yang menghampirinya setiap hari. Apa yang ia perbuat sehingga mendapat balasan seperti ini. 

"Baik, Bu," dan pada akhirnya Tasya harus tetap mengalah kepada takdir.

Tasya berdiri dan berbalik.

"Tasya..," panggil Bu Dian. Tasya menoleh lemas.

"Ibu percaya sama kamu. Ibu yakin bukan kamu pelakunya, dan Ibu akan lakukam hal yang sama kepada Syinta jika kamu terbukti tidak bersalah." Jelas Bu Dian lembut. "Maafin saya,"

Tasya tersenyum singkat. "Ibu gak salah. Makasih, permisi."

***

Kesialan datang kepada Tasya, hari ini matahari menerikan sinarnya di pukul 9 pagi. Sungguh membuat Tasya geram sendiri atas hukuman ini. Belum lagi sehabis ini ia harus membersihkan WC perempuan yang jumlahnya tidak terhitung. Sungguh kejam, bukan?

Setelah selesai berlari 3 putaran. Tasya duduk sejenak di pinggir lapangan untuk sekedar menetralkan detak jantungnya dan mengatur napasnya yang terpengal-pengal.

Ternyata bodoh sama terlalu baik itu beda tipis. Seperti yang di alami Tasya, entah karena gadis itu terlalu lugu nan baik atau bodoh karena mau menerima hukuman tanpa bersalah yang di berikan guru BK itu.

5 menit sudah Tasya beristirahat, napasnya sudah hampir netral walau keringatnya masih membasahi pelipisnya. Ia beranjak dari lapangan menjuru ke beberapa toilet perempuan yang siap ia bersihkan.

Setengah jam berlalu. Tak terasa sudah 3 toilet putri yang Tasya kunjungi untuk di bersihkan. Dikit lagi bel istirahat, Tasya harus gercep membersihkan toilet sebelum di serbu anak-anak atau usahnya akan sia-sia.

Beberapa kali juga Tasya menghela napas karena lelah. Bukan hal mudah membersihkan toilet yang kotornya minta di tabok, apalagi toilet perempuan, softek di mana-mana, tisu bernoda merah, dan lain sebagainya yang membuat Tasya merasa jijik dan mual. Namun, mau bagaimana lagi?

Tasya keluar dari salah satu dari  banyaknya toilet yang sudah Tasya bersihkan dengan setia menenteng ember dan juga gagang pel untuk beralih ke toilet selanjutnya. Huft! Terus, terus dan terus..

"Satu toilet lagi, Sya, semangat!" Tasya menyemangati dirinya sendiri.

Tasya memasuki toilet dekat kelas XII ipa 4, ya kelas Fara, Alvin, Rafa dan.. Zayn.

Tasya mengisi air dan memberi pewangi pada ember, di lakukannya kegiatan mengepel lantai setelah itu.

Byur..

Ember berisi air pel yang Tasya gunakan tumpah begitu saja menyebabkan becek di area toilet itu akibat 2 orang yang baru masuk. Entah sengaja atau tidak.

ZAYNTASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang