"Dia kembali, bersama dengan semua kenangan yang sudah aku coba lupakan."
-Tabita💍
"Tabita Deora Cadence."
Cewek berwajah bulat yang sedang memainkan ponselnya itu mendongak. Mendengar namanya dipanggil untuk mengambil hasil ulangan harian Matematika minggu lalu.
Adit, ketua kelas XI IPS-1 menyerahkan kertas dengan angka enam puluh lima berwarna merah terpampang jelas di pojok kanan atas kertas. Tabita menyunggingkan senyum, puas dengan nilai hasil ulangannya kali ini. Meski nilainya masih dibawah rata-rata, setidaknya lebih baik dari ulangan sebelumnya.
Ia melirik kertas ulangan teman sebangkunya. Tidak jauh berbeda dengan nilai miliknya. Sama-sama mendapat nilai dibawah rata-rata.
"Remidi lagi?" tanya Tabita pada Fay.
"Bodo amat lah, lo kan tau gue bego pelajaran matimatika," jawab Fay tidak peduli. Ia mengeluarkan cermin dan lipstick pink dari lokernya. Tanpa malu mengoleskannya ke bibir.
"Metematika," sahut cewek berambut pendek membenarkan. Namanya Aurel.
"Itu maksud gue," Fay menjentikkan jari telunjuknya.
"Mangkanya belajar. Biar otak lo itu ada isinya rumus-rumus, enggak cuma sibuk ngejar-ngejar cintanya Zafran," ejek Tabita.
"Kayak lo enggak aja," balas Fay.
"Enak aja, gini-gini gue lebih pinter dari lo," bela Tabita menunjukkan kertas ulangannya.
"Lo sama Fay cuma beda lima angka." Aurel menunjuk nilai enam puluh lima dilembar hasil ulangan Tabita dan nilai enam puluh milik Fay.
"Sama aja gue lebih pinter," sombong Tabita.
"Baru dapet segitu aja belagu. Lo tetep masih harus remidi ya," ujar Fay menunjuk muka Tabita.
Tabita menjulurkan lidah mengejek. Memasukkan kertasnya di antara lembaran buku. Selanjutnya, ketiganya kembali asik dengan kegiatan mereka masing-masing. Free class membuat suasana kelas XI IPS-1 ramai. Murid laki-laki heboh bermain game di pojokan belakang kelas. Murid perempuan pun menjadikan kesempatan ini untuk bergosip ria atau berdandan. Seperti Fay yang sedari tadi sibuk memoles wajahnya dengan make-up.
"Oh, iya. Lo tau gak? Katanya ada murid baru, cogan," celetuk Fay dengan mata berbinar.
"Tau dari mana?" tanya Aurel.
"Tadi nguping anak kelas sebelah." Fay nyengir. "Katanya sih, mukanya tuh kayak artis-artis korea gitu. Kulitnya putih, matanya sipit. Uh, ganteng deh pokoknya." Fay merangkul lengan Tabita.
"Kurang kerjaan banget lo, hal kayak gitu lo kepoin," hardik Tabita seraya menyingkirkan Fay dari tubuhnya.
"Ini namanya update. Lagian lo juga pemburu cogan kan? Sok-sok'an gak peduli." Fay mendorong bahu Tabita pelan.
Tabita mendengus. Ia memandang layar ponsel yang menampilkan aplikasi membaca buku online. Sama sekali tidak tertarik dengan topik obrolan Fay.
Pintu kelas tiba-tiba terbuka hingga menimbulkan suara cukup keras. Difa masuk ke dalam kelas dengan wajah kegirangan sambil menari-nari tidak jelas. Ia dikenal sebagai ratu gosip sekolah. Karena selalu update dengan hal-hal yang terjadi di SMA Silcos Adiwijaya.
"AAAAAAA GUE TADI KETEMU SAMA SI MURID BARU, COGAN ANJIR," seru Difa menarik perhatian seisi kelas.
Beberapa anak melirik sekilas kelakuan Difa. Kemudian kembali fokus pada kegiatan masing-masing. Namun sebagian lagi tertarik menanggapi. Tabita sendiri malah merasa jengah dengan sifat temannya satu ini. Kelewat centil menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravelo [COMPLETED]
Fiksi RemajaKata mereka, masa lalu tidak akan pernah bisa di ulang. Apalagi dengan orang yang sama. Tidak akan seindah dulunya. Hingga suatu hari kedua orang tuanya memaksa Ravelo pindah sekolah dari Jerman ke Indonesia. Tanpa sepengetahuan Ravelo, Kedua orang...