"Cewek adalah makhluk paling pintar jika menyangkut cinta, saking pintarnya sampai kadang gampang dibegoin."
-JANGAN HUJAT SAYA!!😂
💍
"Good morning, teman," sapa Ravelo meski dengan mimik wajah datar.
Tabita yang baru saja keluar dari rumah, menyipitkan mata. Sekedar memastikan penglihatannya tidak salah. Ia geleng-geleng kepala, pagi-pagi begini Ravelo sudah duduk manis diatas motor dihalaman rumah Tabita.
"Ngapain lo?" tanya Tabita mendekati Ravelo.
"Mau ngajak temen gue berangkat bareng," balas Ravelo sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Idih, mentang-mentang ya, udah damai sama mantan jadi gini." Tabita mencibir. "Modus tau gak. Mendingan gue berangkat dianter Bang Gael."
Tabita baru akan berteriak memanggil Gael tetapi sahutan Ravelo menghentikan niatnya.
"Abang lo belum pulang."
"PA, ANTERIN BITA KE SEKOLAH DONG!" seru Tabita.
"Lagi nganterin Mama lo ke pasar." Sekali lagi Ravelo menyahut dengan sok tahu.
"Kok lo tau?" Tabita terheran. Kenapa Ravelo justru tahu keberadaan anggota keluarganya sementara dirinya sendiri tidak?
Ravelo mengedikkan bahu. Kemudian melirik jam yang melinggar di pergelangan tangan kirinya. "Lima belas menit lagi bel masuk," katanya.
Dipakainya helm full face-nya, lalu menghidupkan mesin motor. Tidak ingin membuang waktu lebih banyak.
Tabita mendengus, ia peka dengan kata-kata Ravelo. Maka dari itu dengan terpaksa Tabita naik ke belakang Ravelo. Daripada Motor Ravelo segera melaju meninggalkan rumah Tabita menuju SMA Silcos Adiwijaya.
💍
Sampai disekolah Ravelo dan Tabita disambut puluhan pasang mata menatap mereka iri. Para biang gosip dengan semangat mendapat bahan baru untuk menggosip ria. Wildan, Zafran, dan si kembar yang sedang nongkrong di dekat parkiran sepeda motor menunggu bel masuk berbunyi ikut menggoda Ravelo dan Tabita yang kompak berjalan berdampingan.
"Widih, pagi-pagi udah menang banyak lo," celetuk Alvin melihat kedatangan sepasang sejoli mendekati mereka.
"Udah gak pake masker lagi, Ta? Biar gak ketauan," goda Alvan menarik turungkan alis.
"Hemm, saya mencium bau-bau pasangan baru," komentar Wildan menirukan gaya Roy Kiyosi.
"Apaan sih, lo pada kalo ngomong ngawur. Nanti kesebar lagi gosip gak bener," protes Tabita mendapat serbuan ejekan dari 3 lelaki itu.
"Ya bagus deh, sapa tau jadi beneran," sahut Alvan.
"Mit amit," cetus Tabita.
"Apa lo bilang, Ta? Amin-amin?" tanya Wildan.
"Amin," Alvin menyahut mantap diringi tawa.
Tabita melotot, gemas ingin menjambak rambut ketiga orang yang tengah tertawa bahagia itu. Zafran tersenyum tipis. Ravelo menahan tawanya agar tidak menambah kadar kekesalan Tabita.
"Hush," Ravelo mendesis.
"Hash hush hash hush dikira ayam," sewot Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravelo [COMPLETED]
Teen FictionKata mereka, masa lalu tidak akan pernah bisa di ulang. Apalagi dengan orang yang sama. Tidak akan seindah dulunya. Hingga suatu hari kedua orang tuanya memaksa Ravelo pindah sekolah dari Jerman ke Indonesia. Tanpa sepengetahuan Ravelo, Kedua orang...