28.

4.2K 203 42
                                    

Tidak! Ia dan Ravelo hanya sebatas teman, dan Maya telah resmi menjadi pacar Ravelo. Tidak sepantasnya ia cemburu.

💍

Ravelo:
Jangan telat ke sekolah

Pagi-pagi Tabita sudah mendapat pesan singkat dari pemilik kontak yang akhir-akhir ini sering mengiriminya pesan. Selalu singkat tapi mampu memberikan efek hebat bagi Tabita. Ia jadi bersemangat berangkat ke sekolah pagi ini.

Gael sedang berbaik hati mengantarnya sampai depan gerbang sekolah. Tadinya abangnya itu memaksa ingin mengantar Tabita sampai kelasnya, terlalu khawatir kalau Tabita bertemu Excel di tengah jalan. Untung saja Fay lewat bersama Zafran, lalu meyakinkan Gael kalau Tabita akan aman selama bersama mereka.

"Bita aman kok sama gue, bang. Lagian dia juga udah ada bodyguard-nya, Ravelo." Begitu kata Fay, dan Gael akhirnya percaya.

"Zaf, Ravelo belum dateng?" Tabita memberanikan diri bertanya.

"Ciee nyariin, kayaknya udah ada yang damai nih," goda Fay mencolek dagu Tabita.

"Apaan sih, Fay. Kapan gue musuhan sama Ravelo," kilah Tabita. Fay terkekeh.

"Kalo udah dateng biasanya motornya udah nangkir di pojokan," jawab Zafran melirik tempat parkir paling pojok dekat pohon  rindang. Belum ada tanda-tanda motor sport putih nangkir disana.

Tabita mangut-mangut. "Berarti belum dateng," gumamnya.

"Lo mau nungguin Ravelo dulu? Gue mau langsung ke kelas," tanya Fay sambil melirik arlojinya.

Tabita menggeleng. "Enggak, gue ikut lo aja ke kelas."

Fay mengangguk lalu menoleh pada Zafran. "Aku ke kelas duluan ya," pamit Fay dibalas anggukan singkat dari Zafran.

"Yaelah pamit segala. Udah kayak suami istri aja," komentar Tabita memutar bola mata sambil bersedekap.

"Calon," sahut Fay mengedipkan sebelah matanya.

Fay dan Zafran terkekeh melihat Tabita jengah sendiri dengan kelakuan mereka.

"Gak mau titip salam, Ta?" tawar Fay.

"Buat?"

"Tunangan lo mungkin," celetuk Zafran.

Tabita menggeleng lemah. "Siapa yang mau tunangan. Gak jaman keles," balas Tabita kemudian melengos pergi.

💍

Sepeninggalan Tabita dan Fay, tak lama kemudian Ravelo datang diikuti Wildan di belakangnya dan si kembar yang mengendarai mobil sedan hitam mereka. Zafran menaikkan sebelah alis saat melihat pemandangan asing di hadapannya. Ravelo membonceng Maya, keduanya tampak mesra bergandengan tangan. Maya dengan wajah berseri-seri dan Ravelo yang nampak biasa saja. Ini bukan kali pertama ia melihat kedua seperti itu, namun tetap saja terasa ada yang berbeda.

"Hai, Zafran," sapa Maya riang seraya melambaikan tangannya.

Zafran tidak membalas, ia menatap Ravelo tajam. "Rav?" tanyanya meminta penjelasan. Ravelo membuka muka, enggan menjawab pertanyaan Zafran.

"Goblok banget kan, Zaf. Mau-maunya sama nek lampir," cibir Wildan datang-datang memukul tengkuk Ravelo.

"Wil," peringat Ravelo melotot, tidak terima dengan perlakuan Wildan dan bicara cowok itu secara tidak langsung tertuju pada Maya.

Ravelo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang