1.

16.2K 634 15
                                    

"Sekolah baru, suasana baru, bersama orang dari masa lalu"
-Ravelo

💍

Koridor ramai murid berlalu lalang menjelang bel masuk berbunyi. Ada yang mengobrol, membaca buku di depan kelas, bahkan sampai berlarian di sepanjang koridor membuat suasana semakin bising. Kesibukan mereka seketika terhenti saat seorang cowok dengan balutan jaket jeans dan anting di telinga sebelah kirinya melintasi koridor. Terlihat asing bagi murid-murid SMA Silcos Adiwijaya.

Parasnya yang rupawan bak malaikat, hidung mancung, alis tebal, bibir tipis tampak menggoda, bentuk matanya sipit menyorot setajam mata elang, dan perawakannya terbentuk indah bak seorang model. Tentu tidak ada kaum hawa yang tidak terpesona saat pandangan pertama.

Murid-murid mulai penasaran dengan namanya. Mereka mencuri lihat pada name tag dada di baju sebelah kiri dada bidang cowok itu.

"Ra-ve-lo," eja salah satu murid

"Oh, namanya Ravelo."

"Ganteng ya."

"Iya.

Lelaki yang sudah diketahui namanya itu menarik kerah jaket jeansnya hingga menutupi baju seragam yang ia kenakan. Percuma saja, orang-orang sudah mengetahuinya.

Kalau salah seorang siswi itu tidak salah melihat, nama lengkap yang tertera adalah Ravelo Arjanta Zeralda. Cowok dengan wajah impian gadis-gadis diluar sana. Sekali lihat, orang bisa menebak sikapnya yang dingin dan datar.

Ravelo- begitu ia kerap disapa disekolah lamanya, ia berdecak saat beberapa pasang mata mencuri-curi pandang padanya sembari berbisik-bisik dengan teman-temannya. Bahkan ada yang terang-terangan memperhatikannya secara detail. Khususnya para kaum hawa pemburu cowok ganteng alias COGAN. Kedatangan murid baru seperti Ravelo adalah sebuah anugerah bagi mereka.

"PAGI, BRADER!" sapaan sekaligus seruan seseorang terdengar dari belakang Ravelo. Diikuti sebuah tangan kekar merangkul bahu Ravelo. Lelaki dengan tampang tengil dan senyum khasnya.

Cowok itu dengan penuh semangat membalas ramah setiap sapaan dari segerombolan anak-anak cewek. Ravelo dapat melihat bagaimana reputasi cowok disampingnya ini. Nama Daralis Wildan Balyan rupanya banyak dielu-elukan akibat aura muka yang dapat membuat para dedek gemes-nya klepek-klepek.

"Gue ternyata famous juga ya," puji Wildan pada dirinya sendiri. Ia menepuk-nepuk bahu Ravelo seakan menenangkan. "Tenang aja, Rav. Bentar lagi lo bakal ikut terkenal juga kalo lo selalu bareng gue," katanya.

Ravelo memutar bola mata. Malas menanggapi obrolan tidak bermutu Wildan. Siapa juga yang ingin terkenal? Ia datang untuk menempuh ilmu bukan tebar pesona.

Ravelo mengamati satu persatu ruangan yang mereka lewati sepanjang koridor. Mencari-cari kelas yang sudah ditentukan untuknya.

"Lo masuk kelas apa, Rav?" tanya Wildan ikut celingukan.

"Sebelas ipa dua."

"Yah, beda jurusan. Gue anak ips," jawab Wildan tanpa ditanya. Cowok itu menghela nafas. "Lo tau? Waktu awal-awal masuk, gue sebenernya pengen masuk ipa, tapi nyokap enggak ijinin. Yaudah gue masuk ips. Padahal gue pengen banget masuk ipa," jelas Wildan.

Ravelo tidak menjawab. Ia tahu otak saudara sekaligus teman semasa SMP yang sekarang bermetamorfosis menjadi teman SMA-nya ini memiliki otak pas-pasan. Bukan bermaksud merendahkan Wildan. Tetapi memang begitu kenyataannya.

"Nah, itu kelas lo," tunjuk Wildan kearah pintu kelas yang ada di ujung koridor.

Keduanya masuk ke dalam ruang kelas XI IPA-2. Kelas yang katanya termasuk dalam jajaran kelas unggulan dengan julukan 'Gudangnya murid pintar SMA Silcos Adiwijaya'.

Ravelo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang