26.

4.7K 226 9
                                    

"Ravelo ganteng, manis, mantannya siapa sih?"
-Tabita

💍

Ravelo menemukan Fay di mall sesuai tempat yang telah mereka sepakati. Pulang sekolah Ravelo langsung menuju ke mall. Masih mengenakan seragam sekolah yang dibalut jaket boomber hijau army. Ravelo mengampiri Fay begitu melihat cewek itu duduk sendirian di bangku depan wahana permainan.

"Akhirnya lo dateng juga, Rav," sambut Fay melempar senyum lebarnya.

Ravelo duduk di sebelah Fay. Kepalanya celingukan mencari keberadaan seseorang yang sejak tadi memenuhi pikiran Ravelo.

"Noh, lagi asik main komedi putar," tunjuk Fay seakan bisa membaca pikiran Ravelo.

Ravelo mengikuti arah telunjuk Fay. Menemukan seorang gadis ber-hoodie hitam kebesaran dengan rambut dikucir kuda sedang bermain komedi putar bersama anak-anak lainnya. Tawa bahagia tergambar jelas menambah kadar kecantikannya. Hingga mampu menyihir Ravelo untuk ikut tersenyum juga.

"Kadang apa yang terlihat oleh mata enggak sesuai kenyataannya," celetuk Fay membuyarkan imajinasi Ravelo.

Ravelo menoleh pada Fay dengan sebelah alis terangkat. "Maksud lo?"

Fay balik menatap Ravelo. "Dia bisa ketawa kayak gitu, belum tentu dia bener-bener bahagia. Bita cuma lagi menutupi kesedihannya, Rav."

Ravelo bungkam. Dalam hati membenarkan perkataan Fay. Ia juga berpikir seperti itu. Pernah menjadi seseorang yang berarti dalam hidup Tabita membuatnya mengenal betul sikap Tabita. Cewek ceria yang terlalu pintar membalikkan fakta lewat senyumnya. Lebih singkatnya, katakan saja Tabita pembohong handal. Ravelo selalu ingat prinsip hidup Tabita yang pernah tidak sengaja ia baca di dalam buku diary cewek itu. 'Hadapi hidupmu dengan cara elegan: Tersenyumlah selebar samudra, jangan biarkan orang lain tahu seberat apa masalahmu. Tertawalah secerah mentari agar orang lain menganggapmu baik-baik saja.'

"Gue gak bisa lama-lama nungguin Bita sampai puas main." Fay berkata lagi setelah beberapa saat saling diam memperhatikan Tabita yang sedang bermain.

"Terus?"

Fay berdecak. "Jadi cowok peka dikit lah, Rav."

"Lo nyuruh gue peka? Emang cowok lo peka?" cibir Ravelo.

"Lo pingin adu bacot ya?" seru Fay kesal.

Ravelo terkekeh pelan. "Yaudah biar gue yang jagain Tabita."

"Emang gitu rencananya," kata Fay, lalu beranjak dari duduknya. "Gue cabut dulu ya. Tolong sampaiin ke Bita gue ada janji sama bonyok jadi gak bisa nemenin dia lebih lama," pamit Fay menepuk bahu kanan Ravelo sekilas.

Ravelo mengangguk.

Baru beberapa langkah Fay kembali berbalik pada Ravelo "Oh, satu lagi. Balikin ke habitatnya sebelum jam sembilan malam," pesan Fay.

Ravelo mengangguk lagi.

Sepeninggalan Fay. Ravelo kembali terfokus mengawasi gerak-gerik Tabita. Iseng, ia membuka aplikasi camera di ponselnya. Diam-diam mengabadikan moment saat-saat Tabita tertawa lepas dengan mata menyipit ke atas seperti bulan sabit. Menyimpan foto itu baik-baik di dalam galeri untuk bekal jika rindu datang menyapa.

Ravelo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang