"Bukan suka lagi, tapi cinta. Gue cinta sama dia. Dan selama ini cuma dia satu-satu cewek yang selalu ada dihati gue."
- Ravelo💍
Tabita tersenyum puas memandang meja makan rumah keluarga Zeralda penuh dengan berbagai menu hidangan lezat hasil kolaborasi ia dengan Bunda Ravelo. Usahanya dari pulang sekolah membuahkan hasil, semoga Ravelo suka dengan semur daging kesukaan cowok itu. Bicara tentang Ravelo, Tabita belum lagi bertemu setelah insiden kucir rambut dan Ravelo yang terburu-buru masuk ke kamarnya. Ah, mengingatnya saja, membuat rona merah kembali muncul di kedua pipinya.
Baru saja ia ingin kembali ke dapur mengambil piring, Tabita dikejutkan dengan seruan salam seseorang diikuti suara gaduh yang berasal dari pintu utama.
"Assalamualaikum, Ravelo sayang. Babang Wildan dateng, nih," teriak Wildan melenggang santai memasuki rumah Ravelo yang tampak sepi. Dibelakangnya, si kembar dan Zafran mengekor.
"Ravelo, main yuk," seru Alvan menenteng tas besar berisi beberapa video game terbaru yang sengaja ia bawa dari rumah.
Niatnya malam ini mereka akan menginap di rumah Ravelo dan bermain playstation sepuasnya. Tidak peduli besok harus sekolah. Mereka juga merencanakan hal ini tanpa sepengetahuan Ravelo. Anggap saja empat orang itu sedang membuat surprise untuk teman baik mereka, Ravelo. Hebat kan?
"Tunggu-tunggu." Alvin menghentikan kehebohan teman-temannya.
Zafran menaikkan sebelah alisnya, sok cool. "Ngapa?"
"Hidung gue mencium bau-bau sesuatu yang lezat," celetuk Alvin mengendus-endus sekitarnya.
Kruyuk
Zafran, Wildan, dan Alvan sontak menoleh pada sumber suara. Ketiganya terbahak mendengar suara aneh dari perut Alvin.
"Laper lo?" tanya Zafran.
Alvin nyengir sambil mengusap-usap perutnya layaknya ibu hamil. "Iya. Gue belum makan seharian," katanya memelas.
"Terus tadi yang habisin siomay gue sapa?" sambar Alvan melotot.
Alvin nyengir lagi. Maklum ya, orang laper kadang pikun.
"Guys, buruan sini," panggil Wildan dari arah meja makan. Entah sejak kapan cowok itu sudah tidak ada diantara mereka.
Keempat cowok itu sontak menoleh dan menghampiri sumber suara. Betapa terkejut, bahagia, sekaligus kagum mereka seakan melihat surga dunia.
Kruyuk
Lagi, suara itu kembali terdengar. Alvin memegangi perutnya yang kembali berbunyi. Zafran refleks menjitak kepala Alvin.
"Ya allah, ini anak malu-maluin aja," sentak Alvan berdecak.
Alvin sudah menelan salivanya sendiri. "Gue jadi laper."
"Makan lah. Gratis kok," suruh Wildan yang kini tengah duduk anteng sambil melahap udang goreng tepung.
"Beneran boleh?" tanya Alvan tergiur.
Wildan mengangguk yakin. Mempersilahkan teman-temannya untuk duduk dan ikut menyantap hidangan dihadapan mereka.
"Gue gak ikut-ikut kalo kalian kena marah," celetuk Zafran angkat tangan melihat kelakuan teman-temannya yang tidak ada sopan santunnya. Sudah asal nyelonong masuk rumah orang tanpa ijin, lalu memakan makanan orang tanpa sepengetahuan pemiliknya pula.
Si kembar tidak menggubris. Alvin menelan salivanya, tangannya terulur mengambil ayam goreng. Sementara Alvan sudah melahap sosis goreng tepung.
"HEH, SIAPA YANG BOLEHIN KALIAN MAKAN?!" seru seseorang mengejutkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravelo [COMPLETED]
Teen FictionKata mereka, masa lalu tidak akan pernah bisa di ulang. Apalagi dengan orang yang sama. Tidak akan seindah dulunya. Hingga suatu hari kedua orang tuanya memaksa Ravelo pindah sekolah dari Jerman ke Indonesia. Tanpa sepengetahuan Ravelo, Kedua orang...