"Sering kali cowok menunjukkan ketulusannya hanya dengan tersenyum tipis."
-Ravelo💍
Bel pulang adalah yang paling ditunggu-tunggu semua murid SMA Silcos Adiwijaya selain bel tanda istirahat. Kegiatan belajar mengajar berakhir dan saatnya pulang kerumah, atau nongkrong bersama teman guna menikmati waktu bersantai. Beberapa ada yang mengikuti eksul.
Tabita, Fay, dan Aurel yang dari kelas berjalan beriringan sambil mengobrol, harus berpisah di tengah-tengah halaman sekolah tempat strategis yang menghubungkan setiap bangunan di SMA Silcos Adiwijaya.
Fay menghampiri Zafran yang sudah menunggunya. Aurel pergi ke ruang pertemuan untuk rapat osis, dan Tabita menuju lapangan tempat anak-anak eksul futsal sedang berlatih."Hai."
Tabita duduk disamping Excel yang sedang beristirahat dipinggir lapangan.
"Eh, mau pulang sekarang?" tanya Excel.
Tabita mengangguk. Excel meminta ijin sebentar pada pelatih futsal. Lalu menggandeng tangan Tabita menuju tempat parkir.
Keduanya melewati Ravelo, Wildan, Alvan, dan Alvin yang duduk dibangku panjang samping koperasi. Tabita sempat melirik Ravelo yang sedang menanggapi guyonan Alvin. Melihat wajah cowok itu, mengingatkannya pada rencana perjodohan malam itu.
"Excel," panggil Tabita.
"Ya?"
Ragu Tabita ingin mengatakan yang sebenarnya pada pacarnya. Dia takut Excel marah, atau parahnya lagi, memilih pergi meninggalkannya.
"Kenapa? Ada masalah?" Excel membuyarkan lamunan Tabita. Sekarang mereka sudah berada di parkiran motor sekolah.
Tabita menggeleng. "Enggak, gak ada apa-apa."
Excel sedikit menunduk agar bisa melihat wajah Tabita lebih dekat.
"Cerita sama aku," bujuk Excel.
"Sebenernya..." Tabita menggantung kata-katanya. Ia menatap Excel sambil otaknya berpikir sekali lagi untuk memutuskan.
Iya, enggak, iya, enggak, iya...enggak
Enggak
Tabita menggeleng-gelengkan kepala. Tidak sekarang Excel harus tahu. Besok-besok ia akan mencari waktu yang tepat untuk mengatakannya.
"Lupain aja. Gak penting juga," elak Tabita sembari menyunggingkan senyum.
Excel mengalah. "Yaudah, yuk pulang."
Excel memberikan helm pink bergambar karakter winnie the pooh. Ia membelinya khusus untuk Tabita pakai jika pulang bersamanya.
💍
"Warjok mang Ipul kuy," ajak Alvan.
"Pizza deket sekolah aja," usul Wildan kemudian meminum susu kotak strawberry dari Naya -gebetan barunya.
"Boleh juga. Traktir ya," kata Alvin.
Wildan menyahut, "tenang, Ravelo siap bayarin kok."
Ravelo tidak mengikuti pembicaraan antara ketiga temannya. Ia sibuk berbalas pesan dengan Gael, kakak laknat Tabita yang mengganggu waktunya.
Gaishan Edelwaish:
Adek gue bawa pulang dengan selamat santosa ya.Ravelo Arjanta:
Gue sibuk
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravelo [COMPLETED]
Novela JuvenilKata mereka, masa lalu tidak akan pernah bisa di ulang. Apalagi dengan orang yang sama. Tidak akan seindah dulunya. Hingga suatu hari kedua orang tuanya memaksa Ravelo pindah sekolah dari Jerman ke Indonesia. Tanpa sepengetahuan Ravelo, Kedua orang...