29.

4.2K 214 9
                                    

Typo kasih tau!
Happy reading:)

.

..

"Jangan 'menggunakan' seseorang untuk 'melupakan' seseorang."
-Tabita Deora Cadence

💍

Beberapa hari berlalu, hubungan Ravelo dan Maya semakin terlihat romantis. Menimbulkan rasa aneh setiap kali Tabita tidak sengaja berpapasan dengan keduanya. Sikap Ravelo padanya juga berubah drastis. Berbanding terbalik dengan Ravelo yang bersamanya di rooftop mall. Oh, tidak tidak. Biar Tabita benarnya. Jadi sebenarnya sikap Ravelo tidak berubah, karena memang itulah sikap aslinya. Hanya orang-orang terdekat yang benar-benar mengerti sosok Ravelo yang orang lain kenal galak dan juga tertutup.

Tetapi tetap saja, Tabita tidak tahu atas dasar apa Ravelo bersikap seperti itu padanya. Sorot kebencian terpatri jelas di wajah Ravelo membuat Tabita sibuk menebak-nebak kemungkinan apa saja kesalahan yang ia perbuat. Pada akhirnya Tabita tidak bisa berbuat apa-apa. Siapa dirinya yang menuntun Ravelo untuk memenuhi perjanjian yang telah mereka buat beberapa hari lalu di rooftop mall. Memang sih, mereka teman. Tapi sebatas just friend tidak sepantasnya mengekang.


"Hai, Rav," sapa Tabita kala itu berpapasan dengan Ravelo di koridor. Ia berusaha menampilkan senyuman terbaiknya.

Ekspetasi Tabita adalah Ravelo balas menyapanya. Tapi realita tidak seindah ekspetasi. Ravelo sempat melirik Tabita sekilas kemudian melenggang angkuh. Tidak ada senyum tipis atau bahkan balas menyapa.

"Ta, lo sebenernya ada masalah apa sama Ravelo?" tanya Aurel berjalan disebalah Tabita. Melihat interaksi keduanya, tentu menimbulkan pertanyaan dalam benak Aurel.

"Iya, akhir-akhir ini gue sering mergoki dia curi-curi pandang kearah lo," ujar Fay.

"Kalian berantem? Kenapa semakin menjauh?" tebak Aurel.

Tabita menggeleng lemah. Berusaha menampilkan senyum meski terpaksa. "Enggak. Gue sama Ravelo gak ada apa-apa. Lagian sejak kapan gue deket sama dia?" kilahnya.

"Ya kalian emang enggak deket. Cuma gue ngerasa kayak ada yang aneh gitu," balas Aurel.

"Ravelo kelihatan gak suka banget sama lo, Ta. Bukannya yang harusnya marah itu elo ya?" timpal Fay.

"Kenapa jadi gue?"

"Ya kan Ravelo sama Maya. Lo harusnya cemburu dong," sahutnya lagi.

Aurel menarik pelan rambut panjang Fay. "Heh, somplak, lo gak mikir apa. Gak mungkin lah Tabita suka sama Ravelo, secara kan dia belum lama putus dari yang ono."

"Di dunia ini gak ada yang enggak mungkin, Rel. Bisa aja kan Tabita clbk* sama Ravelo." Fay melirik Tabita yang mengernyit heran.

"Tapi kan,-"

"Hey, ngapa kalian jadi ribut, sih?" potong Tabita jengah mendengar perdebatan antara Fay dan Aurel.

"Gara-gara elo, nih." Fay menyalahkan Tabita.

"Gue?" Tabita menunjuk dirinya sendiri.

"Iya!" koor kedua temannya. Kemudian sama-sama memalingkan muka.

Tabita memanyunkan bibirnya sebal. Dia lagi, dia lagi yang di salahkan.

"Btw, lo gak ngerasain sesuatu gitu kalo lagi deket Ravelo?" celetuk Aurel.

Ravelo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang