Pagi ini Ravelo bermalas-malasan datang ke sekolah, bukan hanya karena ini hari senin, tapi juga ia malas bertemu dengan Maya. Tadinya mau tidak berangkat dan memilih mengajak Tabita jalan-jalan saja. Tapi mengingat ingin sekalian mencari keberadaan Excel dengan menanyai teman-temannya, mau tidak mau Ravelo berangkat ke sekolah. Meskipun di sekolah sama sekali tidak niat ikut pelajaran apalagi upacara bendera yan diadakan setiap hari senin.
Alhasil disinilah Ravelo sekarang, tiduran di sofa tidak terpakai yang ada di rooftop sembari menikmati semilir angin yang menerpa. Daripada panas-panasan mengikuti upacara bendera, apalagi mata pelajaran pertama kelasnya adalah matematika. Meski pun termasuk jajaran murid berotak encer, tidak di pungkiri Ravelo juga sering membolos. Kalau katanya, 'Bolos itu bagai candu, hanya diperuntukkan untuk orang-orang yang ingin merasakan dinginnya ruangan BK'
Mulai bosan, Ravelo iseng membuka chat obrolan grup beranggotakan lima orang cowok, diantara ada Wildan, Ravelo, Alvan, Alvin, dan Zafran. Ravelo selalu bergidik setiap kali membaca nama dan icon grup yang tertera. Nama grup 'Calon Horangkaya' dan icon grup menampilkan foto grid wajah-wajah kelimanya saat masih balita. Kerjaan siapa lagi kalau bukan Wildan, manusia terniat dalam mengumpulkan aib teman-temannya. Tangan Ravelo menscroll asal puluhan chat grup yang belum sempat ia baca. Tidak penting juga, palingan bacotan si kembar dan Wildan yang tidak bermutu.
Calon Horangkaya
Alvin:
Woy, Rav. Lo dimana?Wildan:
Upacara! malah ngilangAlvin:
Pelajaran Pak Sabar nih, lo ditanyainAlvan:
Kabur gak ajak-ajakZafran:
GGRavelo:
Sini brader, gue di rooftopSelang beberapa detik, satu balasan muncul di notifikasi. Menimbulkan kekehan pelan dari mulut Ravelo.
Wildan:
Si goblok😘Ravelo kembali menjelajahi kontak yang ada di ponselnya. Tidak banyak, mungkin hanya lima puluhan. Jangan heran, Ravelo sangat pemilih dalam menyimpan kontak. Kalau tidak penting sekali, ya tidak perlu disimpan. Sampai pada profil kontak seorang gadis yang sudah lama tidak pernah ia hubungi. Entah nomornya amsih aktif atau tidak. Iseng, Ravelo mencoba menghubunginya untuk pertama kali setelah sekian lama lost contact.
Ravelo:
TaTidak langsung mendapat balasan. Sabar, mungkin Tabita sedang sibuk. Selang dua puluh menit, ponsel Ravelo bergetar.
Tabita:
Siapa?Ravelo:
Orng
Tabita:
_-
Gak ngasih tau nama, auto blokRavelo:
Gk nyimpen nmr gue?Tabita:
GAK.
Siapa sih???Ravelo:
Nanti pulang sekolah gue jemputTabita:
Hah?Ravelo:
Jadi jalan enggk?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravelo [COMPLETED]
Teen FictionKata mereka, masa lalu tidak akan pernah bisa di ulang. Apalagi dengan orang yang sama. Tidak akan seindah dulunya. Hingga suatu hari kedua orang tuanya memaksa Ravelo pindah sekolah dari Jerman ke Indonesia. Tanpa sepengetahuan Ravelo, Kedua orang...