5.

8.5K 345 14
                                    

Ravelo, Wildan, Alvan, Alvin, dan Zafran tengah berada di warung Mang Ipul tidak jauh dari SMA Silcos Adiwijaya. Tempat yang cocok untuk nongkrong sepulang sekolah. Dan letak yang strategis sehingga dari sini kelima murid itu bisa mengawasi sekolah tetangga yang setahu Ravelo tidak lain adalah musuh bebuyutan geng SMA Silcos.

"Anak Royal jadi nantangin Silcos, Zaf?" tanya Alvan seraya mencomot mendoan hangat yang terhidang.

Zafran mengangguk menanggapi. Cowok itu duduk bersandar dengan pandangan lurus kedepan memperhatikan jalan raya yang lengang. Belum ada tanda-tanda kedatangan anak SMA Royal.

"Lo mau ikut tawuran bareng kita?" Wildan menghembuskan asap rokok didepan wajah Ravelo. Sontak membuat Ravelo terbatuk-batuk. Ia mengibaskan tangannya berusaha mengusir asap rokok.

Perlu diketahui kalau Ravelo sangat anti dengan yang namanya rokok. Baginya, hal itu adalah sumber penyakit yang seharusnya dihindari, bukan di konsumsi masyarakat.

Alvin terkekeh menyadari raut wajah tak suka Ravelo. "Lo gak suka ngerokok ya?" tebaknya.

"Wih, ini anak anti sama yang namanya rokok," sahut Wildan. "Dulu, waktu pertama kali gue ajak dia buat cobain rokok, baru sekali isep aja udah batuk seminggu enggak sembuh-sembuh," cerita Wildan diikuti gelak tawa si kembar.

"Beneran lo gak ngerokok, Rav?" tanya Alvan penasaran.

"Muka doang sok badboy, eh ternyata goodboy anak mami," ejek Alvin

Wildan, Alvan, dan Alvin tertawa. Ravelo memasang muka datar, kentara sekali ia tidak suka menjadi bahan ledekan. Meski hanya untuk gimik semata agar keadaan tidak membosankan.

"Bukan anak mami, cuma gue gak mau besok pas udah tua gue jadi penyakitan gara-gara rokok," bela Ravelo.

"Orang tua penyakitan tuh wajar, mau yang dulunya ngerokok atau enggak, ya sama aja. Tubuh mereka udah mulai rapuh. Emang udah saatnya buat mereka istirahat. Nah, kalo kita kan masih muda, masih kuat, bisa lah nikmatin masa muda sebentar sebelum akhirnya penyakitan juga," seloroh Alvan mengambil sebatang rokok dan korek milik Wildan, lalu menghidupkan rokoknya.

Alvin menepuk punggung kembarannya. "Bagi rokoknya, gue juga mau," pintanya.

"Enggak, gak boleh!" Alvan menjauhkan bungkus rokok agar Alvin tidak bisa meraihnya.

"Yah, Van. Kali ini aja, ya?" mohon Alvin.

"Gue bilang enggak ya enggak. Udah sana lo makan lolipop aja!" suruh Alvan membentak.

Alvin memasang wajah lesu. Ia membuka bungkus permen lolipop yang sedari tadi ia simpan di saku celana seragamnya.

Ravelo tersenyum miring. "Lo juga gak ngerokok kan? Pake ngatain gue segala."

"Gue ini perokok. Cuma gak pernah dibolehin sama Alvan buat ngerokok lagi," kata Alvin.

"Alesan lo." Ravelo menonyor kepala Alvin.

Zafran yang sejak tadi diam mengawasi jalanan tiba-tiba berdiri dari kursi. Melihat segerombolan anak-anak SMA mengendarai motor berhenti tepat di seberang warung. Mereka murid SMA Royal yang sejak tadi ditunggu-tunggu kehadiran.

Ravelo ikut berdiri lalu keluar dari warung bersama Zafran, Wildan, Alvin, dan Alvan. Ia melihat sebentar saat Zafran berhadapan dengan salah satu anak SMA Royal yang sepertinya ketua geng itu.

"Wah, bener-bener tuh anak Royal cari masalah lagi sama Silcos. Enggak kapok-kapok emang," gumam Wildan emosi melihat si ketua geng Royal mendorong bahu Zafran kasar.

Tidak lama, datang murid-murid SMA Silcos adiwijaya mengendarai motor. Derum motor mereka menimbulkan suara bising memenuhi jalan. Ravelo dapat menebak jika mereka anggota geng SMA Silcos Adiwijaya. Dengan Zafran sebagai ketuanya. Tidak heran, disaat Zafran dalam keadaan terancam, tanpa disuruh mereka pasti akan datang membela sang ketua.

Ravelo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang