Mulmed: RAVELO ARJANTA
(Belom direvisi gengs, harap maklum)
Happy reading💛
💍
Pertikaian antara Ravelo dan Excel belum selesai. Kedua kini tampak keluar bersamaan dari ruang BK. Ravelo secepatnya melangkah pergi, meninggalkan Excel yang justru menyandarkan tubuhnya ke tembok koridor dengan kedua tangan bersedekap.
"Ternyata selain pinter pelajaran, lo juga pinter ngerebut punya orang ya," sindir Excel sengaja membesarkan volume suaranya agar Ravelo dapat mendengar.
Ravelo menghiraukan ucapan Excel dengan tetap melangkah.
"Harusnya lo coba ikhlasin apa yang udah bukan punya lo lagi. Ngapain masih ngurusin masalalu?" ucap Excel. "BANCI!" sarkasnya penuh penekanan.
Ravelo yang sudah beberapa langkah didepan lantas berhenti. Sedetik kemudian menoleh dengan tatapan tajamnya.
"Banci mana dibanding orang yang suka ganti-ganti cewek," balas Ravelo dingin.
Excel terkekeh. "Berapa kali harus gue bilang, jangan sok tau apalagi ikut campur urusan gue. Bolot ya lo?!"
"Gue gak ikut campur kalo lo gak nyari gara-gara," tukas Ravelo membalikan tubuh hingga berhadapan dengan Excel yang menghampirinya.
Excel menaikkan sebelah alisnya. Lantas terkekeh. "Soal Tabita? Atau Maya? Emang bener dua-duanya pacar gue. Tapi tenang aja, Maya itu cuma yang kedua, Tabita tetep jadi prioritas gue," tuturnya.
"Lo pikir mereka segampangan itu?" Ravelo mulai tersulut emosi.
"Gue gak bilang gitu, sih," jawab Excel enteng.
Ravelo menarik nafas dalam-dalam. Mencoba sabar agar tidak kelepasan seperti tadi. "Putusin salah satu. Pilih yang bener-bener lo sayang," kata Ravelo.
"Enak aja. Gue masih belum puas main-main." Excel menyolot.
"Cewek buka mainan," ucap Ravelo penuh penekanan refleks melampiaskan rasa kesalnya dengan meninju tembok tempatnya bersandar tangan.
"Gak usah sok suci, Rav. Lo juga pasti pernah kan mainin cewek? Gimana rasanya, menyenangkan?" pancing Excel.
"Berhenti jadi bajingan. Kalo lo mau main cewek, cari sepuas lo. Asal jangan Maya sama Bita," tegas Ravelo ditambah wajah datar dan sorot mata tajam menambah kesan galak diwajahnya.
"Kenapa? Lo sayang Bita? Lo juga sayang Maya? Mau ngerebut mereka dari gue?" tanya Excel makin menyebalkan.
Susah bicara dengan orang tidak waras. Mati-matian Ravelo menahan diri agar tidak menonjok muka Excel lagi. Berabe urusannya kalau sampai Excel babak belur terus masuk rumah sakit karena ulah Ravelo. Hari ini cukup sekali saja Ravelo berbuat ulah karena cowok sakit jiwa itu.
Excel terbahak. Padahal tidak ada yabg lucu."Oke-oke, kali ini gue ikuti nasihat lo. Gue janji bakal setia sama Tabita dan gak akan berhubungan apa-apalagi sama Maya. Tapi..." Excel menggantung kalimatnya, membuat Ravelo makin penasaran, "tapi sebelumnya, gue pengen liat seberapa hebat lo dibidang olahraga."
"Kelamaan."
"Gue tunggu lo besok, istirahat pertama dilapangan sekolah. Kita tanding futsal, satu lawan satu."
"Males."
"Heh, gue belum selesai ngomong, anjing," seru Excel. Ravelo kembali menoleh. "Yang menang boleh minta apapun sama lawan. Gimana? Deal?" tawar Excel.
Ravelo menaikkan sebelah alisnya.
"Gak usah kelamaan mikir. Takut bilang aja."
Ragu tapi harus, Ravelo akhirnya mendekat, dengan mantap menjabat tangan Excel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravelo [COMPLETED]
Teen FictionKata mereka, masa lalu tidak akan pernah bisa di ulang. Apalagi dengan orang yang sama. Tidak akan seindah dulunya. Hingga suatu hari kedua orang tuanya memaksa Ravelo pindah sekolah dari Jerman ke Indonesia. Tanpa sepengetahuan Ravelo, Kedua orang...