13

4.9K 207 11
                                    

"Suatu saat Tabita akan sadar. Mana cowok yang perasaannya bener-bener tulus dan mana yang enggak."
-Zafran


💍


Kemarin Excel bertingkah aneh dengan segala omongannya yang tidak dapat Tabita mengerti. Sekarang, Tabita mendengar para murid yang menggosipkannya disepanjang koridor sekolah. Tabita dibuat bingung. Sebenarnya ada apa ini? Apa dia membuat kesalahan fatal?

"Itu orangnya?" Salah satu murid perempuan menunjuk Tabita.

"Iya, biasa aja kan? Cantikan juga gue," jawab temannya.

"Gitu bisa jadi tunangannya Ravelo?"

Tabita terkejut. Tenggorokannya mendadak kering. Jantungnya berdegup tidak normal. Tabita sedikit menunduk untuk menyembunyikan wajahnya.

"Ravelo murid baru yang ganteng itu?" murid lain ikut menimpali.

"Iya, ih. Kok mau sih?"

"Dandanannya kaya cabe pasar gitu."

"NGACA BEGO!" jerit Tabita dalam hati. Telinganya memanas mendengar sindiran-sindiran itu.

Tabita menghembuskan nafas, berusaha mengontrol emosinya. Ia menatap lurus koridor. Untung saja pintu kelasnya tinggal beberapa langkah ke depan.

Tabita mempercepat langkahnya. Memasuki kelas yang sudah cukup ramai. Dibangku kedua dari pojok Fay dan Aurel tengah berbincang tidak menyadari kehadiran Tabita dengan wajah cemberut.

Tabita mendaratkan pantatnya di kursi. "Gue sebel!"

Fay dan Aurel menoleh pada Tabita dengan sebelah alis terangkat.

"Masa' tadi gue lewat, anak-anak pada gosipin gue. Mana ada yang bilang gue kayak cabe lah apalah. Gak ngaca apa?!" curhatnya.

Fay baru akan menjawab, Tabita lebih dulu melanjutkan ceritanya. "Terus nih ya, kemarin itu abis gue nemuin Ravelo buat ucapin makasih seperti saran lo berdua, gue kan balik lagi ke parkiran tempat Excel nunggu. Nah, lo tau gak?"

"Enggak," sahut Aurel cepat.

"Pake jawab lagi lo." Tabita melotot. "Excel ngomong aneh-aneh ke gue. Ya gimana ya, kayak peringatan kalau gue gak boleh nyembunyiin apa-apa dari dia. Padahal setau gue dia orangnya gak kepo segitunya. Heran gue."

Fay dan Aurel saling berpandangan. Lalu beralih menatap Tabita yang termenung dengan salah satu tangan menopang dagu.

"Bentar ya, Ta. Pertama-tama kita mau nanya." Fay membenarkan posisi duduknya lebih drkat dengan Tabita. "Lo gak nyembunyiin rahasia dari kita kan?"

Tabita melempar penghapus mengenai wajah Fay. "Tuh kan, lo juga tanya begituan. Emangnya ada apa sih. Kenapa semua orang jadi kepo gini?"

"Gimana gak kepo coba. Seantero sekolah gosipin lo tunangan sama Ravelo," balas Aurel.

Tabita terdiam. Tubuhnya seketika menegang. Susah payah ia meneguk saliva-nya.

"Jadi bener, Ta?"

Tabita membuang muka.

Fay menggebrak meja hingga menarik perhatian murid lain di dalam kelas. "Kenapa lo gak ngasih tau kita? Dari awal gue sama Aurel udah curiga lo pasti ada hubungan sama Ravelo. Secara lo kalo menyangkut Ravelo pasti jadi aneh tingkahnya."

Ravelo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang